Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piagam Atlantik, Disahkan secara Rahasia hingga Jadi Landasan Berdirinya PBB

Kompas.com - 15/08/2022, 09:55 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com -Kehadiran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat ini diharapkan menjadi wadah yang dapat menangani jika terjadi konflik antarnegara.

Ironisnya, kehadiran PBB awalnya diinisasi dua negara dari pihak Sekutu saat Perang Dunia II, yaitu Amerika Serikat dan Inggris yang bertemu untuk menolak peperangan.

Presiden AS Franklin Delano Roosevelt (1882-1945) dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill (1874-1965) bertemu di sebuah kapal angkatan laut, sejak 9 sampai 12 Agustus 1941.

Berada di Teluk Placentia, Newfoundland, Kanada, keduanya membahas sikap internasional terkait penolakan perang untuk penguasaan wilayah dan menjamin hak merdeka orang-orang di sebuah wilayah.

Dilansir dari History.com, dihasilkan delapan prinsip yang kemudian disebut sebagai Piagam Atlantik. Kesepakatan itu nantinya berperan besar dalam menghormati kemerdekaan dan kedaulatan negara-negara di dunia.

Baca juga: PBB: Misinformasi, Disinformasi, dan Ujaran Kebencian Kini Jadi Senjata Perang

Pertemuan rahasia

Kelahiran piagam itu terjadi di tengah suasana Perang Dunia II (1939-45), saat Jerman berupaya meluaskan wilayah kekuasaan di Eropa dan Jepang memperluas invasi di Asia Pasifik.

Dengan demikian, pertemuan yang juga pertama kali bagi Roosevelt dan Churchill itu dilakukan secara rahasia tanpa melibatkan media dan tidak dibicarakan keluar sebelumnya.

Sejumlah ancaman dinilai berpotensi muncul pada pertemuan keduanya, yakni kapal selam mengerikan milik Jerman bernama U-Boat, dan dari kelompok isolasionis yang menuntut Amerika Serikat menarik diri dari berbagai konflik internasional.

Saat Perang Dunia II berakhir pada 1945, keduanya tak lagi menjabat. Roosevelt telah diganti Harry S Truman dan Churchill diganti Clement Attlee.

Namun, piagam yang mereka tinggalkan kemudian menggerakkan 26 negara lain untuk meratifikasi dan menandatangani kesepakatan menjadi "Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa" pada 1 Januari 1942.

Baca juga: Sekjen PBB Peringatkan Ancaman Bencana akibat Senjata Nuklir

Adapun negara itu adalah Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Soviet , China, Australia, Belgia, Kanada, Kosta Rika, Kuba, Cekoslowakia, Republik Dominika, El Salvador, Yunani, Guatemala.

Kemudian, Haiti, Honduras, India, Luksemburg, Belanda, Selandia Baru, Nikaragua, Norwegia, Panama, Polandia, Afrika Selatan, Yugoslavia,

8 Poin Isi Piagam Atlantik

Sebanyak 26 negara itu meratifikasi piagam yang memperlihatkan sikap mereka ke negara lain, dan bagaimana hubungan antarbangsa seharusnya dilakukan.

Pertama, yang meratifikasi setuju untuk tidak mencari perluasan teritori.

Kedua, mereka tidak ingin melihat adanya pengubahan teritori tanpa persetujuan masyarakat yang bertempat di sana.

Ketiga, mereka menghormati keputusan masing-masing negara dalam memilih bentuk pemerintahan dan mengembalikan hak itu pada mereka yang sebelumnya terampas.

Keempat, memberikan hak akses perdagangan yang sama kepada semua negara, yang menang ataupun kalah perang.

Kelima, mereka ingin mewujudkan kerja sama antarbangsa di bidang ekonomi, standar perburuhan, dan jaminan sosial.

Keenam, mereka berusaha mewujudkan tempat yang aman untuk semua orang dalam batas-batas wilayah mereka sendiri.

Ketujuh, kondisi yang damai juga untuk kegiatan pelayaran, bahkan di perairan samudera.

Kedelapan, untuk kepentingan realistis maupun spiritual, mereka harus meninggalkan penggunaan kekerasan. Mereka setuju bahwa selama ada persenjataan di darat, laut dan udara, perdamaian mustahil tercipta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

Hoaks atau Fakta
Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan 'Rush Money'

Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan "Rush Money"

Hoaks atau Fakta
Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com