Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

28 Juli 1914: Austria-Hongaria Deklarasi Perang pada Serbia, Awali Perang Dunia I

Kompas.com - 28/07/2022, 13:57 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konflik pertama yang melibatkan banyak negara di dunia bermula ketika Adipati Utama Austria, Franz Ferdinand dan Sophie istrinya meninggal dunia pada 28 Juni 1914.

Franz Ferdinand dan Sophie ditembak seorang nasionalis Serbia, saat mengunjungi Kota Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina pada 28 Juni 1914.

Kelompok nasionalis Serbia meyakini bahwa Bosnia dan Herzegovina harus menjadi wilayah mereka. Namun, sejak 1908 wilayah itu dikuasai oleh Austria-Hongaria.

Setelah beberapa upaya gagal, nasionalis muda Serbia, Gavrilo Princip membunuh Ferdinand dan istrinya dari jarak dekat. Aksi ini sontak memicu kemarahan Austria-Hongaria.

Namun, konflik banyak negara yang dikenal sebagai Perang Dunia I belum langsung dimulai saat itu.

Baca juga: Mengapa Perang Dunia I Menyebar ke Berbagai Negara?

Sebulan kemudian, 28 Juli 1914 atau 108 tahun yang lalu, Austria-Hongaria mendeklarasikan perang terhadap Serbia, yang kemudian menyeret negara-negara Eropa lain dalam konflik.

Meskipun tak terkait secara langsung dengan konflik perebutan wilayah Bosnia dan Herzegovina, Jerman menjadi pusat dari konflik bersenjata yang berlangsung selama lima tahun ini.

Menuju perang besar

Austria-Hongaria menyalahkan Pemerintah Serbia atas penyerangan yang menewaskan Ferdinand dan istrinya. Namun, perlu pertimbangan panjang untuk berperang, mengingat ada Uni Soviet di belakang Serbia.

Mereka pun meminta jaminan dari Kekaisaran Jerman untuk turun ke medan perang ketika Rusia terlibat nantinya. Jerman yang memberikan jaminan itu membuat Austria-Hongaria berani maju.

Dilansir dari History.com, langkah pertama Austria-Hongaria ialah penyampaian ultimatum keras pada Serbia menuntut beberapa hal, pada 23 Juli 1914.

Di antaranya, agar Serbia menekan aksi propaganda anti-Austria di sana dan memperbolehkan Austria-Hongaria melakukan penyelidikan sendiri atas pembunuhan Ferdinand.

Baca juga: Mengapa Terbunuhnya Pangeran Franz Ferdinand Memicu Perang Dunia I?

Kedua tuntutan itu bisa diterima Serbia. Namun mereka menolak satu lainnya yang mewajibkan Serbia memutuskan hubungan diplomatik dengan negara-negara lain.

Negara-negara Eropa telah khawatir akan muncul konflik yang lebih besar. Inggris berusaha berkomunikasi dengan Jerman, Perancis, dan Roma untuk mencegah perang.

Akan tetapi, Jerman menolak negosiasi dan mendorong Austria-Hongaria melanjutkan langkahnya. Mendapatkan respons panas dari Jerman, Austria-Hongaria mengeluarkan deklarasi perangnya.

Malamnya, Austria menginisiasi pengeboman singkat ke Kota Beograd, ibu kota Serbia. Meski hasil serangan pertama ini tidak efektif, pejabat angkatan laut Inggris Winston Churchill meramalkan akan terjadi kehancuran besar.

"Yang tersayang dan cantik, semuanya cenderung menuju bencana dan kehancuran," tulis Churchill dalam surat untuk istrinya, di tengah malam pada 29 Juli 1941, di masa awal perang.

Uni Soviet juga memobilisasi kekuatan militernya dan membiarkan peringatan Jerman. Respons yang diberikan Jerman ialah deklarasi perang terhadap Rusia.

Skala konflik kembali meluas dengan masuknya Perancis sebagai sekutu Uni Soviet. Rencana invasi Jerman ke Belgia yang sebenarnya netral, membuat Inggris juga turun memerangi Jerman.

Baca juga: Kekaisaran di Eropa yang Runtuh Setelah Perang Dunia I

Kecuali Italia dan Amerika Serikat (AS), yang saat itu masih menjaga kenetralan, kekuatan-kekuatan besar di Eropa bertempur dan menyebabkan kekacauan Perang Dunia I.

Dua kubu terbentuk selama konflik, yakni Kekuatan Sentral dengan Jerman, Austria-Hongaria, Bulgaria, Kekaisaran Ottoman. Lawan mereka adalahSekutu dengan Inggris Raya, Perancis, Rusia, Italia, Rumania, Kanada, Jepang, dan AS.

Perkembangan teknologi dan strategi perang parit, mendukung PD I menghasilkan kehancuran luar biasa dan pembantaian lebih 16 juta orang yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

Hoaks atau Fakta
Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

Hoaks atau Fakta
Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com