Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Hoaks, Ini Penjelasan Bendera AS Seolah Berkibar di Bulan...

Kompas.com - 21/07/2022, 08:50 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manusia berhasil menginjakkan kakinya di Bulan sejak 53 tahun lalu. Tiga orang astonot Amerika Serikat (AS) berhasil mendarat di Bulan, dan dua di antaranya menancapkan bendera kebangsaan mereka.

Dua orang itu adalah Neil Armstrong dan Edwin Buzz Aldrin. Sementara, Michael Collins bertugas sebagai command module pilot.

Pada 20 Juli 1969, penancapan bendera di Bulan itu disaksikan melalui siaran langsung di televisi berbagai negara.

Meski peristiwa itu telah terjadi lebih dari setengah abad yang lalu, fakta bahwa selembar bendera bisa tampak berkibar di Bulan, menjadi isu yang kerap digodok oleh mereka yang mempercayai teori konspirasi.

Baca juga: Ketika Masih Banyak Orang Meragukan Pendaratan Manusia di Bulan...

Foto legendaris dari arsip Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperlihatkan bendera AS yang dibentangkan di Bulan pada sebuah tiang.

Bendera itu tampak meliuk, seolah berkibar. Penyebar teori konspirasi pun mengeklaim fakta tersebut sebagai bukti bahwa foto di Bulan merupakan rekayasa.

Narasi semakin liar hingga menyebut bahwa pendaratan pertama di Bulan tidak pernah terjadi.

Bendera itu diambil di Bumi karena menurut mereka, atmosfer di Bulan tidak memungkinkan bendera untuk berkibar, bendera itu terkena angin, serta berbagai konspirasi lainnnya.

Lantas, bagaimanakah faktanya? Apa yang sebenarnya membuat bendera tampak berkibar di Bulan?

Bendera dibentangkan, tetapi tidak bergerak

Momen bersejarah ketika sebuah bendera pertama kali dibentangkan di Bulan, ditangkap oleh kamera Eagle Lunar Module.

Menurut Pusat Luar Angkasa Nasional Inggris di Leicester, dilansir dari Express.co.uk, 21 Juni 2021, posisi bendera itu jelas disebabkan oleh para astronot itu sendiri dan bukan angin.

Ketika tiang ditancapkan ke Bulan, bendera mampu mempertahankan bentuk bengkok seolah berkibar karena kurangnya gravitasi yang kuat di Bulan.

Baca juga: Mengenang Pendaratan Pertama Manusia di Bulan pada 20 Juli 1969...

Dalam rekaman video bendera yang ditanam di permukaan Bulan, bendera itu juga tampak melambai ke depan dan ke belakang.

Hal ini karena ketika astronot menanamnya, mereka memutarnya ke depan dan ke belakang untuk menggali lebih baik ke dalam tanah bulan, yang tentu saja membuat bendera riak tetapi tanpa angin sepoi-sepoi.

Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan.NASA Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan.

Pada sejumlah besar rekaman bendera yang berdiri di Bulan, tampak bendera terus berada dalam posisi yang persis sama.

Jika membandingkan foto-foto Bulan yang diambil setelah bendera dipasang, Anda akan melihat para astronot berubah posisi tetapi bendera tetap di posisi yang sama persis.

Bendera sudah dirancang sedemikian rupa

Bendera AS di Bulan dirancang sedemikian rupa agar tetap berdiri tegak di lingkungan Bulan yang tidak berudara.

Selain tiang vertikal yang menopang sisi bendera, teknisi NASA menyertakan lengan horizontal di sepanjang bagian atas bendera untuk menahannya.

Posisi ini menyebabkan beberapa riak atau gelombang di kain, membuat bendera yang tampak di foto seolah-olah melambai tertiup angin, bahkan ketika benda itu benar-benar tidak bergerak.

NASA mencatat, Armstrong dan Aldrin melaporkan beberapa masalah dengan posisi bendera.

Baca juga: Perjalanan Neil Armstrong, Manusia Pertama yang Menjejakkan Kaki di Bulan

Bendera didirikan menggunakan tiang teleskopik, tetapi mereka kesulitan memperpanjang batang teleskopik horizontal dan tidak dapat menarik bendera sepenuhnya.

Ini memberi bendera sedikit 'efek riak'. Satu-satunya perubahan desain yang dibuat sebagai hasil kinerja di permukaan bulan adalah pada mekanisme penangkapan engsel palang horizontal.

Kepala divisi layanan teknis Manned Spacecraft Center (MSC), Jack Kinzler secara khusus menulis prosedur 11 langkah untuk memasang rakitan bendera dan secara pribadi mengawasi pemasangannya.

Pemasangan yang tepat sangat penting agar para astronot dapat membentangkan bendera di permukaan bulan.

Baca juga: 50 Tahun Pendaratan di Bulan, 4 Inovasi yang Lahir Berkat Apollo 11

Rancangannya yakni, astronot pertama-tama melepaskan pin "pip" kain dengan meremasnya, kemudian menariknya keluar.

Setelah pin "pip" perakitan bendera utama dilepaskan, tegangan pegas terhadap tiang bendera juga dilepaskan ketika pin ditarik sehingga memungkinkan pelepasan kain.

Astronot kemudian menarik selubung pelindung bendera.

Bendera tersebut memiliki selubung pelindung sehingga bisa tahan oleh paparan suhu hingga 300 derajat Farenheit.

Politik bendera

Sebelum Apollo 11 berangkat, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sempat mendesak AS untuk mengeluarkan perjanjian bahwa AS tidak akan dan tidak dapat mengeklaim Bulan.

Perjanjian tersebut menyatakan bahwa luar angkasa, termasuk bulan dan benda langit lainnya tidak tunduk pada perampasan nasional.

Setelah misi Apollo 11 berhasil, NASA menancapkan lima bendera lagi di Bulan, beberapa di antaranya masih berdiri sampai sekarang.

Total ada enam bendera AS di permukaan bulan, yang ditinggalkan oleh setiap awak misi Apollo.

Setiap bendera sengaja dirancang dengan cacat yang sama untuk mencegah batang teleskop horizontal memanjang sepenuhnya.

Jadi ketika astronot dari Amerika Serikat, atau negara lain, kembali ke bulan, mereka masih akan menemukan bendera bergelombang terbentang dalam posisi yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

Hoaks atau Fakta
Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksinasi Covid-19 Empat Kali Runtuhkan Sistem Kekebalan

[HOAKS] Vaksinasi Covid-19 Empat Kali Runtuhkan Sistem Kekebalan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pelatih Guinea Takut Suporter Indonesia, Playoff Olimpiade Paris Digelar Tertutup

[HOAKS] Pelatih Guinea Takut Suporter Indonesia, Playoff Olimpiade Paris Digelar Tertutup

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

[HOAKS] Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Timnas U23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024

INFOGRAFIK: Hoaks Timnas U23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Laga Indonesia Vs Guinea Diulang karena Wasit Terbukti Curang

[VIDEO] Hoaks Laga Indonesia Vs Guinea Diulang karena Wasit Terbukti Curang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

Hoaks atau Fakta
Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com