KOMPAS.com - Cabang olahraga bulu tangkis selalu menjadi andalan Indonesia di setiap Olimpiade, yang menjadi perhelatan bergengsi dunia.
Sejak mulai diikutsertakan dalam ajang empat tahunan ini, bulu tangkis menjadi olahraga yang kerap meyumbangkan medali emas untuk Merah Putih.
Dari lima sektor yang dipertandingkan, semuanya sudah mempersembahkan medali emas. Secara resmi cabang bulu tangkis mulai dipertandingakan dalam Olimpiade sejak tahun 1992.
Sebelumnya, pada Olimpiade Muenchen 1972 cabang olahraga bulu tangkis sudah menjadi acara eksibisi. Saat itu, tunggal putra andalan Indonesia Rudy Hartono menjadi pemenang.
Namun, setelah itu cabang olahraga bulu tangkis tidak jelas nasibnya di ajang Olimpiade.
Baca juga: Rudy Hartono dan Rekor Delapan Gelar All England...
Ketidakjelasan itu seakan menemukan titik terang ketika Antonio Samaranch dari Spanyol terpilih sebagai Presiden Komite Olimpiade Internasioan (IOC).
Dilansir dari Harian Kompas edisi 13 Juni 1985, Samaranch terkesima setelah melihat final kejuaran dunia di Copenhagen tahun 1983. Ketika itu, ia melihat partai final antara Icuk Sugiarto melawan Liem Swie King.
Saat datang ke Indonesia, Samaranch juga mendapat suguhan sejumlah pertandingan latihan di Pelatnas Senayan.
Ia mendapat kesan bahwa bulu tangkis menjadi salah satu olahraga yang menarik. Sebab, dalam bulu tangkis dibutuhkan perjuangan fisik yang cukup berat.
"Terakhir pada sidang di Berlin Timur pada 7 Juni, IOC memutuskan bulu tangkis masuk Olimpide. Bukan pada 1988 di Seoul, tetapi empat tahun berikutnya tahun 1992,” tulis Harian Kompas.
Baca juga: Sepak Terjang Indonesia di Piala Asia, Sulit Lolos Fase Grup hingga Gol Cantik Widodo
Olimpiade Barcelona 1992 menjadi awal di mana bulu tangkis dipertandingkan secara resmi dalam ajang olahraga bergengsi ini.
Indonesia pun lansung memetik hasil manis. Dua medali emas berhasil dibawa pulang ke Tanah Air dari sektor tunggal putra dan tunggal putri.
Kedua atlet yang berhasil menyumbang emas tersebut adalah pasangan Alan Budikusuma dan Susi Susanti yang waktu itu masih berpacaran. Sejoli itu mampu tampil gemilang di ajang Olimpiade pertamanya.