KOMPAS.com - Emma Watson tak bisa memungkiri berbagai keuntungan yang didapatkannya setelah 10 tahun menjadi Hermione Granger dalam seri Harry Potter.
Film yang diadaptasi dari novel karya JK Rowling itu memberinya ketenaran, karier, dan uang triliunan rupiah.
Namun, tumbuh dari kanak-kanak, remaja, hingga dewasa sambil memerankan Hermione juga memberikan sisi lain yang membuatnya mengeluh.
Manajemen keuangan, privasi yang terancam, kesulitan membedakan identitas diri, kesepian, dan kekhawatiran terkait hidupnya sendiri, menjadi masalah yang sempat memusingkannya.
Baca juga: Sisi Lain nan Gelap di Kehidupan Pemeran Harry Potter, Hermione, dan Ron Weasley
Emma mengikuti audisi dengan semangat dan keyakinan tinggi untuk mendapatkan peran sebagai Hermione untuk seri pertama yang diluncurkan pada 2001
Dia yang saat itu berusia 9 tahun tidak memahami nasihat ibunya tentang menjadi terkenal selalu memiliki dua sisi.
Sebagian orang akan melihatnya sebagai selebritas dan Hermione, sementara lainnya mampu melihatnya sebagai sesama manusia.
Emma juga merasa benar-benar mirip dengan Hermione dan berusaha menjadi karakter siswa Sekolah Sihir Hogwarts yang berprestasi itu.
Dia merasa sangat mengenal Hermione sampai sulit membedakan mana bagian Hermione dan bagian dirinya sendiri dalam tubuh itu.
Baca juga: JK Rowling, Kesuksesan Harry Potter dan Kebebasan Saat Menulis Pakai Nama Samaran
Kecocokan Emma memerankan karakter Hermione juga pernah diutarakan JK Rowling sang penulis cerita, meskipun gadis kecil itu tetap harus mengikuti berbagai tahap formal audisi.
"Kadang-kadang bahkan saya bingung yang mana saya, karena saya mengenal Hermione dengan sangat baik," kata Emma, kepada The Telegraph pada 2007.
Semangat gadis Inggris itu dalam menjalani kehidupan di luar film juga tinggi, berhasil mempertahankan nilai tinggi dan tetap terhubung dengan teman-temannya.
Emma menceritakan teman-temannya cukup penasaran dengan pekerjaan akting yang dilakoninya.
Namun, pertanyaan-pertanyaan dari mereka bisa diatasinya dan semua terasa dalam tahap yang masih normal.
Dia juga bermain hoki bersama mereka dan melakukan olahraga lainnya di sekolah, meskipun memiliki jadwal kerja sembilan bulan per tahun.
"Saya merasa sangat penting untuk melanjutkan pendidikan saya, jika akting tidak
berhasil untuk saya," kata Emma.
Baca juga: Novel Pertama Harry Potter Terbit 25 Tahun Lalu, Awal Semesta Wizarding World