KOMPAS.com - Jajaran Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus akan memanjakan mata manusia di Bumi karena akan tampak sejajar sepanjang 24-27 Juni 2022.
Fenomena langit ini tergolong cukup langka. Pemandangan planet sejajar itu akan ditambah dengan penampakan Bulan dan Uranus, pada Sabtu (25/6/2022).
Fenomena ini terakhir terjadi di Indonesia sekitar 16 tahun lalu, tepatnya pada 28 November 2006.
Meski dilihat dari Bumi tampak sejajar, tetapi Bulan dan planet-planet tersebut tidak benar-benar segaris dalam tata surya.
"Posisi planet-planet tersebut tidak benar-benar segaris lurus," ungkap peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang kepada Kompas.com, Jumat (24/6/2022).
Baca juga: Fakta Planet Sejajar Juni 2022: Posisi, Waktu, dan Cara Melihatnya
Terdapat beberapa mitos dan kekeliruan informasi di tengah masyarakat terkait fenomena planet sejajar ini. Berikut beberapa di antaranya.
Seperti disebutkan sebelumnya, Bulan dan planet-planet yang tampak sejajar di langit beberapa hari belakangan, sebenarnya tidak terletak bujur ekliptika yang sama.
Ekliptika adalah lintasan bidang edar benda-benda langit.
Andi mengatakan, kemungkian untuk planet-planet berada dalam garis yang benar-benar sejajar hanya akan terjadi dalam miliaran tahun.
"Kemungkinan segarisnya delapan planet ini bisa mencapai milyaran tahun. Artinya, dalam umur 4,5 miliar tahun Bumi dan tata surya, segarisnya delapan planet ini hanya terjadi 2-3 kali saja," ujarnya.
Baca juga: Mitos-Mitos Menyesatkan tentang Albinisme atau Albino
Terkait dengan fenomena planet sejajar, lekat dengan film animasi lawas garapan Disney berjudul "Hercules" yang dirilis pada 1997.
Film ini terinspirasi dari mitologi Yunani klasik dan mengangkat beberapa tokoh dewa-dewa Yunani, termasuk Hades.
Dilansir dari Britannica, Hades dikenal sebagai sosok yang keras dan kejam. Ia bertugas mengadili dan menghukum orang jahat di dunia setelah kematian.
Dikutip dari Insider.com edisi 20 September 2020, pada film tersebut, diceritakan bahwa dalam 18 tahun, jika Hades melepaskan para Titan saat planet-planet sejajar, dia akan memiliki kesempatan untuk merebut kekuasaan Zeus.
Tentu ini fiksi. Kenyataannya, seperti yang disebutkan oleh Andi, butuh milyaran tahun bagi planet-planet untuk benar-benar berada di posisi sebaris di tata surya.
Fenomena langit biasanya dikaitakan dengan bencana yang ada di Bumi. Tidak menutup kemungkinan, fenomena sejajar juga dikaitkan dengan kondisi di Bumi.
Menurut Andi, fenomena planet sejajar seperti yang terjadi sekarang tidak akan menimbulkan bencana di Bumi.
Hal yang paling memungkinkan dapat memengaruhi Bumi adalah gaya gravitasi atau gaya tidal. Namun, planet yang tampak sejajar tidak akan membawa pengaruh.
"Terkait dengan segarisnya delapan planet, setiap planet mempunyai gaya gravitasi dan gaya tidal atau pasang surutnya masing-masing. Sejauh ini, gaya gravitasi dan gaya tidal yang terbesar yang dialami oleh bumi hanya berasal dari Matahari dan Bulan," tutur Andi.
Sementara, untuk Jupiter, planet terbesar dan termasif di tata surya, gaya tidal yang dihasilkan hanya seperseratus gaya tidal Matahari.
"Sehingga, segarisnya delapan planet tidak serta merta menimbulkan air pasang yang sangat tinggi, karena air pasang hanya didominasi oleh Bulan dan Matahari saja," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.