Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Singapura Serahkan Rp 1.000 Triliun Aset yang Dicuri Koruptor

Kompas.com - 07/06/2022, 18:27 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang menyebut Singapura akan menyerahkan aset Indonesia senilai Rp 1.000 triliun yang dicuri koruptor.

Narasi itu disertai video yang menampilkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang disematkan pada video tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Video yang menyebut bahwa Singapura menyerahkan Rp 1.000 triliun aset Indonesia yang dicuri koruptor, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

"Singapura menyerahkan 1000 triliun aset negara yg dicuri koruptor. Maju Indonesiaku, keren presidenku," tulis teks yang tertera pada video.

Nartor dalam video menjelaskan mengenai perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Singapura.

Berikut narasi pada salah satu akun:

TERIMAKASIH PAK JOKOWI!
SINGAPURA SEPAKAT MENGEMBALIKAN RP 1000 TRILIUN ASET PARA KORUPTOR,
NGGAK KAYAK YG DULU KADERNYA MALAH ROMBONGAN JADI KORUPTOR!
Pertanyaan: Presiden2 yg kemarin kemana aja ? Kenapa ditangan pak Jokowi yg bisa ?

Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook, 21 April 2022, soal video yang menyebut bahwa Singapura menyerahkan Rp 1.000 triliun aset Indonesia yang dicuri koruptor. Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook, 21 April 2022, soal video yang menyebut bahwa Singapura menyerahkan Rp 1.000 triliun aset Indonesia yang dicuri koruptor.
Penelusuran Kompas.com

Video yang beredar di media sosial merupakan gabungan dari beberapa video.

Salah satunya video ketika Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melakukan pertemuan Leaders’ Retreat di Bintan, Kepulauan Riau pada 25 Januari 2022.

Video aslinya diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada 25 Januari 2022. Pada video itu, Presiden Jokowi menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama strategis oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Tangkapan layar video kanal YouTube Sekretariat Presiden, 25 Januari 2022, menampilkan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam penandatanganan dokumen kerja sama strategis.YouTube Sekretariat Presiden Tangkapan layar video kanal YouTube Sekretariat Presiden, 25 Januari 2022, menampilkan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam penandatanganan dokumen kerja sama strategis.
Terdapat kesepakatan strategis yang diambil yakni di bidang politik, hukum, dan pertahanan keamanan.

Di antaranya, kesepakatan pelayanan ruang kendali udara atau flight information region, perjanjian ekstradisi, hingga kerjasama investasi.

Terkait kerja sama investasi, diwartakan Kompas.com, Selasa (25/1/2022), Indonesia dengan Singapura menandatangani kerja sama investasi di bidang energi terbarukan dan logistik senilai 9,2 miliar dollar AS atau setara Rp 131 triliun.

Cuplikan video lainnya yang menampilkan Mahfud MD, berasal dari video di kanal YouTube Kemenko Polhukam RI yang diunggah pada 16 Februari 2022.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

Hoaks atau Fakta
Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Data dan Fakta
Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter

[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com