Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Cara Mengatasi Varian Baru Corona BA.2 dan XE

Kompas.com - 07/04/2022, 16:26 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial mengenai pencegahan dan penanganan penyakit akibat virus corona varian BA.2 dan XE.

Pencegahan yang dimaksud yakni sering berjemur di bawah sinar matahari. Sementara penanganannya dengan minum obat herbal dan ivermectin.

Berdasarkan konfirmasi dan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai cara mengatasi varian BA.2 dan XE, disebarkan oleh akun Facebook ini pada 4 April 2022.

Unggahan tersebut mendapat 278 like dan dibagikan ulang hingga 59 kali di Facebook.

Berikut narasi lengkapnya:

Apa kabar C0V1D19?
"Doktif, bagaimana dengan C0V1D sekarang?"
Mengapa sekarang di negara-negara dingin, mulai naik lagi kasus C0V1D nya?
Beijing lockdown, beberapa negara bagian di Amerika Serikat, juga Eropa, dilakukan pengetatan lagi.
Karena, Pandemi yang disebabkan Virus memiliki pola bergelombang, mengikuti fluktuasi cuaca.
Virus Corona ini tidak tahan sinar Ultraviolet (UV) dari matahari, maka berbahagialah Indonesia karena kawasan negara kita ini selalu bermandi matahari. Sehingga jumlah kasus tidak semeledak seperti hitungan epidemiologi di awal sekali.
Maka Ramadhan ini, jangan lupa tetap lakukan: berjemur di sinar matahari. Bukalah jendela agar sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah sebanyak mungkin.
Dan jangan takut kulit gelap atau belang-belang, saat ini banyak skin care yang bisa menyelesaikannya. Tapi sekali kena virus, runyam akibatnya.
"Bagaimana dengan Varian baru BA.2 yang saat ini sedang ramai terjadi di negara dingin? Juga varian baru Xe (Chi) juga sudah disebar(kan) di UK?
Saya cek, CFR hanya 1%, tetapi persebarannya memang cepat sekali.
Jadi anda siap-siap uhuk-uhuk dan ingus meler, tenggorokan radang.
Minum minuman herbal Samilakor seperti yang saya ajarkan di sahur dan buka, minum air alkali AHA yang juga ada tutorialnya di youtube dan Ig saya.
Jangan lupa siapkan 1V3RM3CT1N ya, untuk jaga-jaga. InsyaAllah Sangat bermanfaat.
-------
Yang jadi pikiran saya, kalaiu Xe sudah dikeluarkan, jantung saya berdetak kencang menunggu kapan Omega nya dikeluarkan ini,
Si N30-C0V. Tsar Bomba-nya Corona.
Mana Indonesia sudah hancur lebur begini lagi.

Ada beberapa klaim yang perlu diperhatikan dalam narasi tersebut, meliputi:

  • Virus corona tidak tahan sinar matahari
  • Mengatasi Covid-19 dengan ramuan herbal
  • Saran untuk menggunakan Ivermectin

Konfirmasi dan penelusuran Kompas.com

Virus corona varian BA.2 dan XE, keduanya merupakan subvarian yang berkaitan dengan varian Omicron.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa BA.1 dan BA.2 masih satu garis keturunan dari varian Omicron.

BA.2 berbeda dengan BA.1 dalam urutan genetiknya, termasuk beberapa perbedaan asam amino dalam protein spike dan protein lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa BA.2 memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan BA.1.

Sementara, terkait XE, WHO meyakini bahwa XE adalah rekombinan atau gabungan dari subvarian Omicron BA.1 dan BA.2.

"Jadi kami bekerja dengan para ahli di seluruh dunia untuk melihat karakteristik varian yang menjadi perhatian. Apakah mereka lebih menular. Dan Omicron lebih menular. Faktanya, BA.2, dari sub-garis keturunan, bahkan lebih dapat ditularkan daripada BA1," jelas Pimpinan teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove melalui laman WHO, 22 Maret 2022.

Kendati demikian, sejauh ini tidak ada perbedaan tingkat keparahan yang dilaporkan antara varian BA.2 dan BA.1.

Apakah varian ini dipengaruhi sinar matahari?

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmidzi mengatakan bahwa sebaran subvarian BA.2, XE, bahkan virus corona secara keseluruhan, tidak ada kaitannya dengan cuaca atau sinar matahari.

"Itu tidak benar informasinya," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/4/2022).

Pencegahan dan penanganan varian BA.2 dan XE, menurut Nadia, masih sama dengan varian lainnya.

"Ini tetap subvarian ya, jadi pola penyebab dan penyembuhannya sama dengan varian lainnya," pungkasnya.

Diwartakan Kompas.com, 22 Maret 2022, berjemur di pagi hari memang bermanfaat bagi tubuh karena dapat menghasilkan vitamin D3. Namun, tidak dapat mencegah penularan Covid-19.

"Tidak benar orang dengan berjemur di bawah sinar matahari dapat mematikan virusnya. Ultraviolet digunakan cara mematikan kuman itu masih dalam penelitian,” kata dokter ahli gizi dan magister filsafat, Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum.

Apakah Covid-19 dapat diatasi dengan ramuan herbal?

Khasiat ramuan herbal yang dikaitakan dengan pencehagan dan penyembuhan Covid-19, pernah diulas sebelumnya oleh Kompas.com, pada 25 Januari 2022.

Ramuan herbal memang memiliki segudang manfaat bagi tubuh, tetapi khasiatnya tidak mampu untuk menangkal Covid-19.

"Perlu digarisbawahi terlebih dahulu bahwa sampai saat ini, jangankan obat tradisional, yang obat konvensional atau obat modern pun untuk virus corona itu saja kan belum ada, sekarang saja masih tahap penelitian dan pengembangan," kata Koordinator Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT Kemenkes, dr Danang Ardiyanto.

Penelitian terhadap beberapa jenis obat dan metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi Covid-19 masih terus dilakukan.

Sehingga pengobatan modern yang diberikan sekarang, menurut Danang, sifatnya masih konsensus.

"Untuk pencegahan virus corona, itu kan tetap prokes 5M dan sebagainya itu tetap nomor satu," imbuh Danang.

Apakah perlu mengonsumsi Ivermectin?

Ivermectin masuk dalam katefori obat keras, yang tersedia dalam dosis 12 mg dosis tunggal 150-200 mcg/Kg Berat Badan dengan pemakaian 1 (satu) tahun sekali.

Dalam beberapa publikasi global, Ivermectin memang telah digunakan untuk penanggulangan Covid-19. Namun penggunaannya masih sebatas kerangka uji klinik sebagaimana rekomendasi dalam WHO Guideline for Covid-19 Treatment yang dipublikasikan pada 31 Maret 2021.

Di Indonesia sendiri, obat Ivermectin untuk Covid-19 masih dalam tahap uji klinis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dikutip dari laman BPOM, 28 Juni 2021, terkait uji klinik Ivermectin, Kepala BPOM Penny K. Lukito menyampaikan bahwa uji klinik akan dilakukan dengan protokol yang telah disetujui dan ditetapkan.

Selama pelaksanaan uji klinik tersebut, masyarakat diimbau untuk berhati-hati dalam mengonsumsi obat tersebut.

“Masyarakat diimbau untuk tidak membeli ivermectin di platform belanja online dan obat ini termasuk sebagai obat keras, sehingga tidak untuk digunakan secara bebas tanpa resep dokter," tegas Penny.

Kesimpulan

Narasi mengenai cara mengatasi virus corona subvarian BA.2 dan XE yang beredar di media sosial adalah hoaks.

Berjemur di bawah sinar matahari dan minum ramual herbal memang baik bagi tubuh, tetapi tidak dapat mencegah penularan atau membunuh virus.

Terkait konsumsi Ivermectin, BPOM menyarankan masyarakat agar tidak membeli dan mengonsumsinya sembarangan tanpa resep dokter.

**

Jaringan Cek Fakta yang terdiri dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo), serta sejumlah media pemeriksa fakta sedang melakukan riset penulisan Cek Fakta.

Riset dilakukan bekerja sama dengan tim akademisi dari Universitas Media Nusantara. Salah satu riset adalah menggelar survei dengan tujuan mendapatkan gambaran yang akurat, serta masukan dari masyarakat terkait produk Cek Fakta.

Survei akan digunakan untuk perbaikan kualitas pemeriksaan fakta yang dilakukan sejumlah media di Indonesia. Silakan berpartisipasi dengan mengisi survei di tautan berikut ini: Survei Cek Fakta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[HOAKS] Pemuda Palestina Palsukan Cedera Tangan akibat Disiksa Israel

[HOAKS] Pemuda Palestina Palsukan Cedera Tangan akibat Disiksa Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Promo Ponsel Pintar di Instagram RSUD R Syamsudin Sukabumi

[HOAKS] Promo Ponsel Pintar di Instagram RSUD R Syamsudin Sukabumi

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Anies Sebut Pembangunan Manusia di Indonesia Timur Tertinggal 10 Tahun

CEK FAKTA: Anies Sebut Pembangunan Manusia di Indonesia Timur Tertinggal 10 Tahun

Data dan Fakta
[HOAKS] Golkar Deklarasikan Dukungan ke Anies-Muhaimin pada 3 Desember

[HOAKS] Golkar Deklarasikan Dukungan ke Anies-Muhaimin pada 3 Desember

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Partai Gelora Beralih Mendukung Anies, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Partai Gelora Beralih Mendukung Anies, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan Produsen atas Kabar Kopi Saset Mengandung Obat Terlarang

INFOGRAFIK: Bantahan Produsen atas Kabar Kopi Saset Mengandung Obat Terlarang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Aset Hary Tanoe Disita Kejagung karena Kasus Korupsi Kemenhan

[HOAKS] Aset Hary Tanoe Disita Kejagung karena Kasus Korupsi Kemenhan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Jokowi Usir Megawati dari Istana Negara

[HOAKS] Jokowi Usir Megawati dari Istana Negara

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Hamas Menjatuhkan Orang dari Atap Gedung

[HOAKS] Video Hamas Menjatuhkan Orang dari Atap Gedung

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kemunculan Harimau di Bandung

[HOAKS] Video Kemunculan Harimau di Bandung

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Kapal Kargo Terbakar di Sri Lanka Tak Terkait Serangan Houthi ke Israel

[KLARIFIKASI] Video Kapal Kargo Terbakar di Sri Lanka Tak Terkait Serangan Houthi ke Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Keliru, Video Letusan Gunung Sinabung Dikira Gunung Marapi

[KLARIFIKASI] Keliru, Video Letusan Gunung Sinabung Dikira Gunung Marapi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta atas Pernyataan Cak Imin soal Stunting Baru Disadari Setelah Bayi Lahir

INFOGRAFIK: Cek Fakta atas Pernyataan Cak Imin soal Stunting Baru Disadari Setelah Bayi Lahir

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Klaim Muhaimin soal PKB Memenuhi Keterwakilan Perempuan

CEK FAKTA: Klaim Muhaimin soal PKB Memenuhi Keterwakilan Perempuan

Data dan Fakta
CEK FAKTA: Prabowo Sebut Kekaisaran Ottoman Berdiri Lebih dari 700 Tahun

CEK FAKTA: Prabowo Sebut Kekaisaran Ottoman Berdiri Lebih dari 700 Tahun

Data dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com