Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial tentang imbauan dari Bank Indonesia terkait kasus pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Masyarakat disarankan mencabut stiker yang mencantumkan nomor call center di mesin ATM, karena stiker itu diklaim bisa merekam personal identification number (PIN) dan menguras saldo.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Itu adalah hoaks lama yang beredar sejak 2018.
Informasi mengenai imbauan Bank Indonesia terkait kasus pembobolan melalui stiker di mesin ATM, disebarkan oleh akun ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi lengkapnya:
INFO dari Bank Indonesia:
Apabila anda punya rekening BANK MANDIRI, BANK BRI, BANK BNI, BANK BCA, & ingin ambil uang di ATM, Sdg kan di ATM ada stiker Call Mandiri dgn No, Telp *02133131777*, jgn msk kan kartu ATM anda.
Cabut stiker itu, krn stiker itu dpt merekam PIN anda juga berisi program utk menguras saldo rekening dlm mesin ATM.
Mohon disebarkan ke teman² & family, Itu adalah sindikat baru di Jakarta, Jogja, Surabaya & Medan.
Sdh byk korban...
semoga bermanfaat...!
Ini info dari pejabat BI Jakarta.
Info ini valid krn hari ini terjadi kegaduhan di RSCM Jakarta, byk pegawai & dokter RSCM rekening mandiri ditarik dlm jumlah bsr pd hal mereka tdk bertransaksi.
Akhirnya Bank Mandiri mengganti mesin ATM tsb... berita ini ada di Liputan 6 SCTV tadi malam (mohon di perhatikan). infokan ke teman, saudara, dll.."
Pesan berantai berisi imbauan mengatasnamakan Bank Indonesia tentang pembobolan ATM melalui stiker, telah lama beredar sejak 2018.
Diwartakan oleh Kompas.com, 8 Agustus 2018, beredar pesan berantai dengan narasi identik.
Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Muslimin Anwar menepis bahwa pihaknya mengeluarkan imbauan semacam itu.
"Ini informasi hoaks," kata Muslimin.
Pihaknya menyarankan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap informasi yang diterima.
"Kami berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi tanpa konfirmasi yang jelas," ujarnya.
Muslimin mengatakan bahwa pesan semacam ini sudah beberapa kali beredar di masyarakat.
Hal serupa juga disampaikan Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas.