KOMPAS.com - Di tengah perang dengan Ukraina yang masih berkecamuk, Rusia ternyata juga berupaya menggaet dukungan dari pengguna media sosial di kawasan Amerika Latin.
Meskipun jelas bahwa Rusia yang memulai konflik ini dengan menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, namun mereka berupaya membingkai Amerika Serikat sebagai bahaya yang lebih besar kepada warganet Amerika Latin.
Sejauh ini upaya yang dilakukan Rusia terbilang efektif. Warganet Amerika Latin yang mayoritas berbicara bahasa Spanyol memiliki sejarah panjang untuk tidak memercayai AS, sehingga dengan mudah menjadi sasaran empuk propaganda Rusia.
Meskipun banyak klaim dari Rusia telah dibantah, namun klaim-klaim itu menyebar luas di Amerika Latin dan membantu membuat media massa yang dikendalikan Kremlin menjadi sumber informasi berbahasa Spanyol teratas tentang perang.
Baca juga: Benarkah Sniper Paling Mematikan di Dunia Tewas oleh Pasukan Khusus Rusia di Ukraina?
Media Rusia meraih popularitas di Amerika Latin
Dilansir dari AP, Sabtu (2/4/2022) media Rusia, RT en Español, sekarang menjadi situs ketiga yang paling banyak dibagikan di Twitter untuk informasi berbahasa Spanyol tentang invasi Rusia ke Ukraina.
Samuel Woolley, seorang profesor di University of Texas yang meneliti tentang disinformasi, mengatakan bahwa kesuksesan RT (sebelumnya dikenal dengan Russia Today) harus dianggap sebagai alarm peringatan.
"Kesuksesan RT harus menjadi perhatian bagi siapa pun yang khawatir tentang keberhasilan demokrasi," kata Woolley.
"RT diarahkan pada kontrol otoriter dan, tergantung pada konteksnya, nasionalisme dan xenofobia. Apa yang kita khawatirkan adalah Rusia mendapatkan kendali atas jutaan pasang mata," tuturnya.
Klaim mendiskreditkan Rusia tentang Ukraina dan AS termasuk tuduhan bahwa invasi diperlukan untuk menghadapi neo-Nazi, atau bahwa AS diam-diam mendukung penelitian perang biologis di Ukraina.
Baca juga: Inggris Kecam Rusia Setelah Pejabatnya Ditipu Telepon Prank
Meskipun Rusia juga menciptakan propaganda serupa dalam bahasa Inggris, Arab, Perancis, dan Jerman, namun mereka menemukan kesuksesan di kalangan pengguna media sosial berbahasa Spanyol.
Hal tersebut diketahui dari penelitian terbaru yang dikerjakan seorang analis Kolombia, Esteban Ponce de Leon, dengan Atlantic Council's Digital Forensic Research Lab, sebuah think tank Washington yang menerima dana dari AS dan pemerintah lainnya.
Sebagai salah satu bahasa yang paling banyak digunakan, bahasa Spanyol jelas menarik bagi pemerintah atau organisasi mana pun yang ingin membentuk opini publik global.
Sesuatu yang harus dikhawatirkan
RT en Español dimulai pada 2009, empat tahun setelah versi bahasa Inggrisnya. Layanan ini telah berkembang pesat, dan sekarang jauh lebih populer daripada rekan bahasa Inggrisnya.