Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang menyebut bahwa dosis berlebihan atau megadosis vitamin C merupakan zat teraman untuk penyembuhan dan tidak berbahaya.
Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Ahli gizi menjelaskan bahwa megadosis suplemen vitamin C tetap memiliki dampak bagi kesehatan, meski tidak serius.
Informasi yang menyebut bahwa megadosis vitamin C untuk penyembuhan dan tidak berbahaya disebarkan oleh akun Facebook yang sama, di sini dan di sini.
Dalam narasinya disebutkan bahwa vitamin C tidak akan merusak ginjal. Menurut pengunggah, itu adalah propaganda Big Pharma.
Berikut narasi lengkapnya:
Big Pharma mempropagandakan Vitamin C megadosis berbahaya sembari mempromosikan cairan garbage berdosis2. Benar2 cuci otak yang nyata
Akun tersebut juga menulis begini:
Vitamin C berlebihan merusak ginjal. Sebuah mitos yg aneh tp dipercaya orang. Dan Big Pharma tepuk tangan krn sdh berhasil menjauhkan zat teraman utk penyembuhan
Ahli Gizi dr Tan Shot Yen menjelaskan bahwa ada batasan harian konsumsi vitamin, termasuk vitamin C.
"Kita kenal istilah RDA, recommended daily allowance, yang sudah menjadi panduan di seluruh dunia, dan juga di Indonesia disebut AKG buat nutrien termasuk vitamin C, yang dikonsumsi sebagai batasan asupan rata-rata manusia untuk mempertahankan kesehatannya," kata Tan kepada Kompas.com, Kamis (17/3/2022).
Rekomendasi ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
Sesuai jenjang usia dan jenis kelaminnya, dosis vitamin C yang dianjurkan per hari antara 40-90 mg.
"Nah, simpang siur vitamin C dosis tinggi ini jadi ramai karena orang merancukan AKG dengan barangkali, dosis terapi yang diterapkan pada kasus-kasus khusus, kondisi sakit tertentu yang pastinya hingga kini masih jadi bahan studi berbasis bukti," ucap dokter Tan.
Adapun konsumsi vitamin C tidak bisa digunakan untuk penyembuhan sembarang penyakit.
Nutrien seperti mineral dan vitamin selaku pangan fungsional, menurut Tan, tidak bisa menggantikan fungsi obat, karena tujuan dan cara kerjanya beda.
"Menjadi kacau jika vitamin C lalu dianggap menggantikan pengobatan dan dijadikan jurus sapu jagad yang diterapkan pada semua kondisi sakit. Apalagi kalau orangnya masih sehat-sehat saja," ujar dia.
Segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan tidak baik bagi tubuh, meski vitamin sekalipun.
"Vitamin C adalah antioksidan larut dalam air, artinya jika berlebih akan dibuang lewat air seni. Tapi bukan berarti kondisi kelebihan vitamin C otomatis merusak ginjal juga, sebab dosis berapa yang merusak ginjal pun masih tanda tanya, termasuk apakah yang bersangkutan sebelumnya sudah ada masalah di ginjalnya," kata Tan.
Dilansir dari Mayo Clinic, batas maksimal harian konsumsi vitamin C adalah 2.000 mg sehari.
Meskipun terlalu banyak vitamin C tidak menyebabkan dampak kesehatan serius, tetapi megadosis suplemen vitamin C dapat menyebabkan:
Narasi yang menyebut bahwa megadosis vitamin C untuk penyembuhan dan tidak berbahaya adalah hoaks.
Ahli gizi menjelaskan, vitamin selaku pangan fungsional tidak bisa menggantikan fungsi obat.
Meskipun terlalu banyak vitamin C tidak menyebabkan dampak kesehatan serius, tetapi megadosis suplemen vitamin C tetap memiliki efek samping.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.