Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KABAR DATA: Analisis Gempa M 6,7 Nias Selatan 14 Maret 2022

Kompas.com - 14/03/2022, 13:46 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Menurut Daryono, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di Zona Megathrust Segmen Mentawai-Siberut.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas dari gempa megathrust," kata Daryono, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (14/3/2022).

Daryono menyebutkan, gempa tersebut terletak di zona seismic gap atau zona kekosongan gempa besar yang berada di Kepulauan Mentawai bagian Utara.

"Gempa besar terakhir di zona ini adalah gempa dahsyat berkekuatan ~8,5 yang terjadi pada 10 Februari 1797 atau sudah 225 tahun yang lalu, sehingga zona ini merupakan zona kekosongan gempa besar yang sudah berlangsung sangat lama," tuturnya.

Ia mengatakan, gempa dahsyat di Kepulauan Mentawai dengan magnitudo 8,5 pada 10 Februari 1797 memicu tsunami di Mentawai, Sumatra Barat, Sumatra Utara, yang menerjang pantai dan muara sungai hingga menggenangi pesisir Kota Padang.

"Banyak rumah hanyut, bahkan kapal besar dapat terdorong 5,5 km ke daratan. Tsunami ini menewaskan lebih dari 300 orang," kata Daryono.

Harus diwaspadai

Menurut Daryono, gempa yang terjadi pagi tadi harus menjadi sinyal untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat terjadi di zona seismic gap yang sudah lebih dari 200 tahun.

"Apakah ini gempa pembuka atau bukan, hal ini masih sulit diprediksi," kata dia.

Sementara itu, dalam keterangan tertulisnya, Abdul Muhari mengutip hasil kajian inaRISK yang menyebutkan bahwa wilayah Nias Selatan merupakan wilayah yang rawan terhadap dampak bahaya gempa bumi.

"Menurut kajian inaRISK, sebanyak 35 kecamatan (di Nias Selatan) berada pada potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi," kata Abdul Muhari.

"Sebanyak 364.880 jiwa yang tersebar pada 35 kecamatan itu berpotensi terpapar dampak gempa," imbuhnya.

Abdul Muhari mengatakan, menyikapi potensi bahaya gempa yang dapat terjadi setiap saat, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga.

"Saat gempa warga dapat berlindung di bawah perabot yang kuat dengan melakukan drop, cover and hold on atau evakuasi keluar bangunan saat situasi sudah aman," ujar dia.

"Warga juga diimbau untuk siaga akan bahaya lainnya yaitu tsunami yang dapat dipicu oleh gempa bumi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Harrison Ford Pimpin Demo Kemerdekaan Palestina

[HOAKS] Harrison Ford Pimpin Demo Kemerdekaan Palestina

Hoaks atau Fakta
Rekor dan Pencapaian Manchester City, Jawara Premier League...

Rekor dan Pencapaian Manchester City, Jawara Premier League...

Data dan Fakta
Disinformasi, Bill Gates Ciptakan Pasar untuk Vaksin Flu Burung

Disinformasi, Bill Gates Ciptakan Pasar untuk Vaksin Flu Burung

Hoaks atau Fakta
Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks atau Fakta
Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Data dan Fakta
[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Gaji Ke-13 PNS Akan Dihentikan

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Gaji Ke-13 PNS Akan Dihentikan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com