Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KABAR DATA: Angka Kerugian akibat Penipuan di Medsos Versi FTC AS

Kompas.com - 07/02/2022, 15:42 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Media sosial jadi tambang emas bagi para scammer atau penipu daring. Bagaimana tidak, media sosial jadi wadah paling mudah dan gratis untuk menjangkau miliaran orang di seluruh dunia.

Siapa saja bisa menggunakan identitas palsu, seperti yang biasa dilakukan banyak scammer untuk menipu calon korbannya.

Scammer kerap menggunakan pendekatan yang hampir mirip pengiklan sebagai modus. Mereka mempelajari detail kepribadian, kebiasaan sehari-hari, kemudian memanfaatkan data pribadi calon korban.

Informasi semacam ini bisa dengan mudah didapat di media sosial karena orang-orang dengan senang hati membagikan informasi terkait usia, minat, dan bahkan riwayat transaksi mereka secara online.

Baca juga: Tandai, Ini Daftar Hoaks Link Scam Sepanjang 2021

Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC) menghimpun data kasus penipuan di ranah digital, terutama media sosial.

Sepanjang 2021, ada berbagai macam modus penipuan daring seperti investasi bodong, penipuan yang melibatkan hubungan asmara, online shoping atau online-shop, dan modus lainnya.

Kerugian hingga Rp 11 triliun

Berdasarkan data yang dihimpun FTC, angka kerugian akibat penipuan di media sosial meningkat 18 kali lipat dalam empat tahun terakhir.

Tercatat kerugian yang ditimpulkan sepanjang 2021 mencapai 770 juta dollar atau sekitar Rp 11 triliun (kurs Rp 14.394,10).

Penipuan melalui media sosial mewakili lebih dari 25 persen dari angka kerugian akibat kasus penipuan secara umum di AS sepanjang tahun lalu.

Menurut laporan FTC, lebih dari 95.000 orang yang menjadi korban penipuan pertama kali dihubungi melalui media sosial.

Baca juga: Ini Contoh Link Phishing dan Cara Menghindarinya

Penting dicatat bahwa angka itu hanya dari data kasus yang sudah dilaporkan ke pihak berwenang. Artinya, ada puluhan ribu lainnya yang mungkin tidak melapor dan tidak terpantau.

Hanya 4,8 persen dari korban penipuan yang melaporkan kerugian mereka kepada lembaga pemerintah.

Meskipun ada peningkatan di setiap kelompok usia, orang berusia 18-39 tahun memiliki kemungkinan 2,4 kali lebih besar untuk melaporkan kasusnya dibanding mereka yang lebih tua.

Penipuan paling marak di media sosial

Dalam hal jumlah uang yang hilang, penipuan berkedok investasi menduduki puncak daftar FTC.

Mayoritas penipuan semacam ini melibatkan investasi cryptocurrency palsu. Penipuan juga bisa dalam bentuk pembayaran melalui kripto.

Modus lainnya yang tak kalah mengerikan adalah penipuan yang melibatkan hubungan asmara atau percintaan.

Biasanya penipu bergerak melalui aplikasi kencan. Ini adalah jenis penipuan kedua yang paling menguntungkan di media sosial.

FTC mencatat 24 persen kasus penipuan online yang melibatkan hubungan asmara sepanjang 2021. Lebih dari 33 persennya bermula dari perkenalan di Facebook atau Instagram.

Dilansir dari Investopedia, 27 Januari 2022, biasanya pelaku mengajukan permintaan pertemanan kepada korban, kemudian dengan cepat berubah menjadi hubungan romantis.

Dalam waktu singkat, pelaku akan meminta sejumlah uang dalam berbagai modus.

Ada pula kasus yang berasal dari penipuan online-shop. Meskipun tidak banyak kasus yang dilaporkan, tetapi angka kerugian yang dihasilkan mendominasi sepanjang tahun lalu.

Sebagian besar penipuan itu membuat seseorang memesan produk di online-shop, tetapi produknya tidak pernah sampai atau sama sekali tidak dikirimkan.

Seperti jenis penipuan lainnya, platform media sosial yang paling sering digunakan untuk modus penipuan ini adalah Facebook dan Instagram.

Penipuan investasi, hubungan asmara, hingga olshop menyumbang lebih dari 70 persen kerugian yang dilaporkan dari penipuan media sosial pada tahun 2021.

Berikut rincian penipuan yang paling marak di media sosial pada 2021 versi FTC:

  • 37 persen penipuan investasi, dengan kerugian 18 persen dari total kasus
  • 24 persen penipuan berkedok hubungan asmara, dengan kerugian 9 persen dari total kasus
  • 14 persen penipuan olshop, dengan kerugian 45 persen dari total kasus
  • 27 persen penipuan daring lainnya, dengan kerugian 28 persen dari total kasus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com