KOMPAS.com - Lonjakan harga minyak goreng yang terjadi pada awal tahun 2022 membuat banyak rumah tangga Indonesia kelimpungan.
Pada awal Januari lalu, harga minyak goreng di pasaran bisa menyentuh Rp 19.000 sampai dengan Rp 24.000 per liter, tergantung kemasannya.
Situasi ini membuat pemerintah akhirnya melakukan intervensi, dengan memperbarui harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah, kemasan sederhana, dan kemasan premium.
Harga terbaru minyak goreng, berlaku mulai 1 Februari 2022:
Minyak goreng sawit masih yang utama
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 29 Oktober 2021, minyak goreng yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah minyak goreng sawit.
BPS menyebutkan, minyak goreng sawit memiliki banyak keunggulan dibanding jenis-jenis minyak lain dan cocok dengan kebiasaan menggoreng masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2020, ketika negara masih dilanda pandemi Covid-19, konsumsi minyak goreng masih cenderung stabil, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Konsumsi minyak goreng sawit ini juga didukung oleh status Indonesia sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, produksi crude palm oil (CPO) atau minyak sawit pada 2021 mencapai 46.888 juta ton.
Angka itu turun 0,31 persen dibanding produksi pada 2020 yang mencapai 47.034 juta ton.
Menurut GAPKI, faktor keterbatasan pemupukan pada 2019 dan 2020, serta faktor cuaca diduga menjadi penyebab penurunan produksi minyak sawit Indonesia pada 2021.
Meski sektor produksi minyak sawit mengalami penurunan, namun konsumsi minyak sawit dalam negeri pada tahun yang sama justru mengalami peningkatan.
GAPKI mencatat, konsumsi minyak sawit dalam negeri pada 2021 mencapai 18.422 juta ton atau naik 6 persen dibanding konsumsi tahun 2020 sebesar 17.349 juta ton.
Adapun konsumsi minyak sawit untuk pangan naik 6 persen, oleokimia naik 25 persen, dan biodiesel naik 2 persen dari konsumsi tahun 2020.