Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Kutukan" Sulley Muntari dan Kegagalan Buffon Raih Gelar Liga Champions

KOMPAS.com - Kiper asal Italia Gianluigi Buffon terpaksa mengakhiri kariernya tanpa trofi Liga Champions. Trofi bergengsi itu tidak kunjung ia dapatkan selama 28 tahun berkarier di Eropa.

Kegagalan Buffon meraih gelar Liga Champions pun kerap dikaitkan dengan kisah "kutukan" pesepak bola asal Ghana, Sulley Muntari.

Muntari yang pernah memperkuat AC Milan, disebut memberikan kutukan kepada Buffon supaya tidak pernah merasakan juara Liga Champions selama gol “hantunya” tidak diakui.

Kejadian gol “hantu” Muntari bermula ketika Juventus bertemu AC Milan pada pekan ke-25 Serie-A musim 2011/2012.

Dalam pertandingan di Stadion San Siro itu, AC Milan langsung memimpin lewat gol yang dicetak Antonio Nocerino pada menit ke-14.

Sepuluh menit berselang, AC Milan berpeluang menggandakan keunggulan lewat tandukan Sulley Muntari.

Muntari melakukan tandukan jarak dekat, memanfaatkan kemelut di depan gawang Juventus yang dikawal Buffon.

Tandukan Muntari mengarah ke bagian kiri gawang Juventus, Buffon berhasil menghalaunya. Namun dalam tayangan ulang, bola tampak sudah melewati garis gawang.

Kendati begitu, wasit Paolo Tagliavento tidak mengesahkan gol Muntari tersebut.

AC Milan yang telah unggul 1-0 akhirnya gagal meraih kemenangan, karena pada menit ke-83 Juventus menyamakan kedudukan lewat striker Alessandro Matri.

Skor 1-1 bertahan hingga pertandingan berakhir. 

Hasil imbang itu menjadi kerugian bagi AC Milan, sebab kala itu AC Milan dan Juventus tengah bersaing untuk meraih scudetto.

Setelah laga berakhir, Muntari mengatakan, bola sudah melewati garis gawang dan Buffon melihat hal itu. 

"Dia (Buffon) melihat bola sudah melewati garis gawang. Saya tidak memiliki idola dalam sepak bola. Namun, saya pernah berpikir Buffon adalah orang yang menjunjung tinggi keadilan," ujar Muntari kepada Tuttosport, dikutip dari Ghana Soccernet.

Sementara, Buffon membantah anggapan bahwa sebenarnya ia melihat bola tandukan Muntari sudah melewati garis gawang. Ia mengatakan, kejadian tersebut berlangsung begitu cepat. 

"Saya harus jujur, semuanya berjalan begitu cepat sehingga saya tidak menyadari bahwa bola telah melewati garis gawang," ujar Buffon, dikutip dari Football Italia.

Menurutnya, kalaupun bola sudah melewati garis gawang ia tidak akan memberi tahu wasit. 

"Bahkan jika saya tahu, saya pasti tidak akan memberi tahu wasit. Kami senang dengan raihan satu poin dari tim yang menjadi favorit peraih scudetto," ujar Buffon.

Dalam peristiwa itu, sebenarnya Muntari tidak melontarkan pernyataan yang berisi kutukan supaya Buffon dan Juventus tidak akan menjuarai Liga Champions.

Muntari hanya mengungkapkan kekecewaannya karena gol ke gawang Juventus tidak disahkan.

Kendati begitu, banyak yang menganggap bahwa Muntari memberikan kutukan kepada Juventus dan Buffon.

Kisah "kutukan" Sulley Muntari selalu dikaitkan ketika Buffon mengalami kegagalan di Liga Champions.

Sampai akhir kariernya, Buffon belum pernah mengangkat trofi bergengsi tersebut. Buffon telah tampil di tiga final Liga Champions dan selalu gagal meraih gelar juara.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/08/04/093500982/-kutukan-sulley-muntari-dan-kegagalan-buffon-raih-gelar-liga-champions

Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mike Tyson Akan Berikan 10 Juta Dollar AS untuk Pria yang Menikahi Putrinya

[HOAKS] Mike Tyson Akan Berikan 10 Juta Dollar AS untuk Pria yang Menikahi Putrinya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Tiga Anak di Rafah Berpura-pura Jadi Korban Serangan Israel

[HOAKS] Tiga Anak di Rafah Berpura-pura Jadi Korban Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Perempuan Jadi Korban Pembegalan di Baubau pada 28 Mei

[HOAKS] Seorang Perempuan Jadi Korban Pembegalan di Baubau pada 28 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Terowongan Menghubungkan Rafah ke Mesir

[HOAKS] Foto Terowongan Menghubungkan Rafah ke Mesir

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menilik Kabar TNI-Polri Usir Pasien dan Penutupan RSUD Madi, Papua

[KLARIFIKASI] Menilik Kabar TNI-Polri Usir Pasien dan Penutupan RSUD Madi, Papua

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Hujan Ikan Terjadi di Jalanan China, Bukan Iran

[KLARIFIKASI] Foto Hujan Ikan Terjadi di Jalanan China, Bukan Iran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke