KOMPAS.com - Perampokan Brink's Bank di Boston pada 17 Januari 1950 menjadi salah satu kasus terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Sebelas pelaku mengelabui sistem keamanan bank dan membawa kabur lebih dari 2,7 juta dollar AS.
Para perampok juga hampir tidak meninggalkan sedikit pun petunjuk sehingga nyaris lolos dari jerat hukum.
Perampokan Brink's Bank akhirnya terbongkar enam tahun kemudian, tepatnya pada Januari 1956, sehari sebelum batas waktu penuntutan kasus berakhir.
Perampokan yang rapi
Perampokan yang dijuluki The Great Brink's Robbery itu dirancang oleh Anthony "Fats" Pino. Dia merekrut 10 orang untuk ikut dalam rencananya.
Pada awalnya, Pino menugaskan anggotanya mengintai Brink's Bank selama 18 bulan demi mencari tahu celah keamanan bank tersebut.
Orang-orang Pino kemudian berhasil mencuri denah sistem alarm bank. Mereka juga mendapatkan kunci ruang penyimpanan uang dan membuat salinannya.
Pada hari eksekusi, gerombolan itu berpakaian mirip dengan seragam karyawan Brink's dan memakai topeng Halloween.
Mereka memasuki bank dengan kunci salinan, dan mengikat beberapa karyawan yang masih ada di dalam.
Tidak ada yang terluka dalam perampokan tersebut, dan komplotan Pino hampir tidak meninggalkan jejak, kecuali tali untuk mengikat karyawan dan salah satu topi sopir.
Setelah sukses melancarkan aksinya, gerombolan tersebut sepakat untuk "tiarap" dan tidak menggunakan uang hasil perampokan selama enam tahun.
Hal itu dilakukan agar kejahatan mereka tidak terlacak hingga kasus tersebut kedaluwarsa setelah enam tahun.
Akhirnya terbongkar
Aksi Pino dan komplotannya segera menghiasi halaman depan koran-koran di seluruh AS. Perampokan itu sangat besar sehingga FBI segera dipanggil untuk bertindak.
FBI mencoba melacak uang hasil rampokan itu dengan mengawasi trek balap, kasino, dan resor untuk menemukan orang biasa yang tiba-tiba menghabiskan banyak uang.
Bahkan, FBI disebut menghabiskan 29 juta dollar AS untuk mencoba menyelesaikan perampokan 2,7 juta dollar AS. Akan tetapi, usaha mereka tidak membuahkan hasil.
Perampokan Brink's Bank seperti tidak akan pernah terbongkar. Namun, perpecahan di tubuh komplotan itu akhirnya menjadi sebab tertangkpanya Pino dan kawan-kawan.
Semua bermula dari ulah salah satu anggota, Joseph James “Specs" O’Keefe. Tak seperti kawan-kawannya yang memilih "tiarap", O'Keefe masih aktif melakukan tindak kriminal.
Kelakuannya itu membuatnya keluar-masuk penjara. Agar uang yang didapatnya dari merampok Brink's Bank tetap aman, O'Keefe menitipkan jatahnya ke rekan-rekannya.
Setelah keluar penjara, O'keefe meminta uangnya kembali. Namun, dia merasa bahwa uang yang diterimanya lebih sedikit daripada yang dititipkan.
Kesal karena merasa telah dicurangi, O'keefe meminta uangnya dikembalikan dan mengancam akan membocorkan kejahatan mereka ke polisi jika permintaan itu tidak dituruti.
Tuntutan O'keefe dijawab komplotannya dengan mengirim pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawanya. Namun upaya tersebut gagal.
O'Keefe yang terluka akhirnya membuat kesepakatan dengan FBI untuk bersaksi melawan komplotannya. Pada 6 Januari 1956, O’Keefe mulai menceritakan semuanya.
Berdasarkan kesaksian O'Keefe, dakwaan dikeluarkan terhadap gerombolan perampok Brink's Bank, hanya beberapa hari sebelum batas waktu penuntutan habis.
Delapan perampok Brink's Bank ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Sementara dua orang lainnya meninggal sebelum diadili.
Meskipun setiap detail dari perencanaan hingga eksekusi perampokan Brink's Bank terungkap berkat kesaksian O'Keefe, namun ada satu hal yang masih menjadi misteri.
Sampai hari ini, hanya sekitar 60.000 dollar AS uang hasil perampokan yang berhasil ditemukan.
Kisah perampokan tersebut kemudian diangkat ke layar lebar pada 1978 dengan judul The Brink's Job dengan bintang utama Peter Falk.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/01/17/200100282/perampokan-brinks-bank-di-boston-kejahatan-yang-nyaris-sempurna