Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

26 Juli 1945: Deklarasi Potsdam, Ketika Sekutu Berupaya Cegah Sosok Hitler Muncul Lagi

KOMPAS.com - Perang Dunia II belum berakhir saat tiga kekuatan besar yang tergabung dalam Sekutu melakukan pertemuan dalam Konferensi Yalta. Namun, tiga negara begitu yakin Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler dan Nazi segera mengalami kekalahan.

Tiga pimpinan negara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D Roosevelt, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, dan Perdana Menteri Uni Soviet Joseph Stalin bertemu pada Februari 1945.

Pertemuan ketiganya di sebuah resor di Kota Yalta, Ukraina, di pesisir Laut Hitam, untuk membahas kemajuan peperangan mereka melawan Jerman Nazi dan aliansinya.

Kemenangan Sekutu berada di depan mata, terutama setelah pasukan Uni Soviet menguasai wilayah yang berjarak 400 mil dari Ibu Kota Jerman, Berlin, tempat tinggal Kanselir Jerman Adolf Hitler.

Dilansir dari History.com, AS, Inggris, dan Uni Soviet kemudian mengatur rencana untuk menyusun kembali masa depan Jerman dan seluruh Eropa setelah perang selesai nanti, selain juga membahas Perang Pasifik.

Dalam Konferensi Yalta disepakati bahwa Sekutu akan memberlakukan demiliterisasi dan de-Nazi-fikasi Jerman, mewajibkan Jerman bertanggung jawab termasuk secara ekonomi atas Perang Dunia II, hingga langkah mereka mengatasi Perang Pasifik melawan Jepang.

Namun ketika Jerman betul-betul telah ditaklukkan, dan Hitler mati bunuh diri, pemimpin tiga negara itu kembali bertemu untuk memantapkan rencana mereka terkait kondisi Jerman.

Sosok seperti Hitler berpotensi muncul lagi

Konferensi Potsdam sebagai lanjutan Konferensi Yalta digelar sejak tanggal 17 Juli 2 Agustus 1945. Kali ini, Presiden AS telah berganti, yang dijabat Harry S Truman dan Perdana Menteri Inggris dijabat Clement Attlee.

Ketiga pimpinan negara itu bertemu, tepatnya pada 26 Juli 1945 atau 77 tahun yang lalu, di dekat Berlin di mana puing-puing bekas perang dan anak-anak terlantar masih menjadi masalah.

Truman baru tiga bulan menjabat saat pertemuan. Dia datang membawa banyak data terkait kondisi geo politik dan kebijakan negaranya di masa pemimpin sebelumnya.

"Saya memiliki tas kerja yang berisi informasi tentang konferensi sebelumnya dan saran tentang apa yang harus saya lakukan dan katakan," isi surat Truman pada ibu dan saudara perempuannya.


Dengan data-data yang dibawanya, Truman mengubah satu keputusan yang sebelumnya telah disepakati Roosevelt, yakni kewajiban Jerman menanggung kerugian atas Perang Dunia II.

Truman tahu Hitler dan pengikutnya mengembangkan gagasan fasis dan memicu perang karena merasa kecewa negaranya yang kalah dalam Perang Dunia I, lalu diwajibkan menanggung biaya yang besar.

Truman ingin mencegah muncul lagi Hitler dan gerakan Nazi, yakni dengan cara tidak membebankan tagihan pertanggungjawaban atas kerugian perang terhadap Jerman.

Uni Soviet mengajukan syarat untuk gagasan itu yang segera disetujui ketiganya, yakni Soviet boleh mengambil mesin industri Jerman dari zona pendudukan mereka.

Usulan lain yang muncul adalah pelucutan senjata, menghapus sistem Nazi dari program pendidikan dan pengadilan, hingga membagi Jerman dalam empat zona pendudukan AS, Inggris, Perancis dan Uni Soviet.

Mereka juga membentuk Dewan Menteri Luar Negeri yang akan bertindak atas nama Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Soviet, dan China, yang akan menyusun perjanjian damai dengan Italia, Bulgaria, dan sekutu Jerman lainnya.

Perjanjian Potsdam yang ditandatangani 1 Agustus 1945 itu juga menyerukan agar pengungsi Jerman di luar negeri diperlakukan secara tertib dan manusiawi, terutama pada Polandia, Cekoslowakia dan Hongaria yang ingin mengusir mereka.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/07/26/180800182/26-juli-1945--deklarasi-potsdam-ketika-sekutu-berupaya-cegah-sosok

Terkini Lainnya

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

Hoaks atau Fakta
Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke