KOMPAS.com - Perang Dunia II belum berakhir saat tiga kekuatan besar yang tergabung dalam Sekutu melakukan pertemuan dalam Konferensi Yalta. Namun, tiga negara begitu yakin Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler dan Nazi segera mengalami kekalahan.
Tiga pimpinan negara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D Roosevelt, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, dan Perdana Menteri Uni Soviet Joseph Stalin bertemu pada Februari 1945.
Pertemuan ketiganya di sebuah resor di Kota Yalta, Ukraina, di pesisir Laut Hitam, untuk membahas kemajuan peperangan mereka melawan Jerman Nazi dan aliansinya.
Kemenangan Sekutu berada di depan mata, terutama setelah pasukan Uni Soviet menguasai wilayah yang berjarak 400 mil dari Ibu Kota Jerman, Berlin, tempat tinggal Kanselir Jerman Adolf Hitler.
Dilansir dari History.com, AS, Inggris, dan Uni Soviet kemudian mengatur rencana untuk menyusun kembali masa depan Jerman dan seluruh Eropa setelah perang selesai nanti, selain juga membahas Perang Pasifik.
Dalam Konferensi Yalta disepakati bahwa Sekutu akan memberlakukan demiliterisasi dan de-Nazi-fikasi Jerman, mewajibkan Jerman bertanggung jawab termasuk secara ekonomi atas Perang Dunia II, hingga langkah mereka mengatasi Perang Pasifik melawan Jepang.
Namun ketika Jerman betul-betul telah ditaklukkan, dan Hitler mati bunuh diri, pemimpin tiga negara itu kembali bertemu untuk memantapkan rencana mereka terkait kondisi Jerman.
Sosok seperti Hitler berpotensi muncul lagi
Konferensi Potsdam sebagai lanjutan Konferensi Yalta digelar sejak tanggal 17 Juli 2 Agustus 1945. Kali ini, Presiden AS telah berganti, yang dijabat Harry S Truman dan Perdana Menteri Inggris dijabat Clement Attlee.
Ketiga pimpinan negara itu bertemu, tepatnya pada 26 Juli 1945 atau 77 tahun yang lalu, di dekat Berlin di mana puing-puing bekas perang dan anak-anak terlantar masih menjadi masalah.
Truman baru tiga bulan menjabat saat pertemuan. Dia datang membawa banyak data terkait kondisi geo politik dan kebijakan negaranya di masa pemimpin sebelumnya.
"Saya memiliki tas kerja yang berisi informasi tentang konferensi sebelumnya dan saran tentang apa yang harus saya lakukan dan katakan," isi surat Truman pada ibu dan saudara perempuannya.
Dengan data-data yang dibawanya, Truman mengubah satu keputusan yang sebelumnya telah disepakati Roosevelt, yakni kewajiban Jerman menanggung kerugian atas Perang Dunia II.
Truman tahu Hitler dan pengikutnya mengembangkan gagasan fasis dan memicu perang karena merasa kecewa negaranya yang kalah dalam Perang Dunia I, lalu diwajibkan menanggung biaya yang besar.
Truman ingin mencegah muncul lagi Hitler dan gerakan Nazi, yakni dengan cara tidak membebankan tagihan pertanggungjawaban atas kerugian perang terhadap Jerman.
Uni Soviet mengajukan syarat untuk gagasan itu yang segera disetujui ketiganya, yakni Soviet boleh mengambil mesin industri Jerman dari zona pendudukan mereka.
Usulan lain yang muncul adalah pelucutan senjata, menghapus sistem Nazi dari program pendidikan dan pengadilan, hingga membagi Jerman dalam empat zona pendudukan AS, Inggris, Perancis dan Uni Soviet.
Mereka juga membentuk Dewan Menteri Luar Negeri yang akan bertindak atas nama Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Soviet, dan China, yang akan menyusun perjanjian damai dengan Italia, Bulgaria, dan sekutu Jerman lainnya.
Perjanjian Potsdam yang ditandatangani 1 Agustus 1945 itu juga menyerukan agar pengungsi Jerman di luar negeri diperlakukan secara tertib dan manusiawi, terutama pada Polandia, Cekoslowakia dan Hongaria yang ingin mengusir mereka.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/07/26/180800182/26-juli-1945--deklarasi-potsdam-ketika-sekutu-berupaya-cegah-sosok