Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren NGL Link Instagram dan Kenapa Warganet Suka Anonimitas

KOMPAS.com - Belakangan di Instagram ramai dengan tren NGL. Para pengguna Instagram menyematkan tautan NGL.link bertajuk anonymous Q&A, baik di Stories maupun Bio Instagram mereka.

NGL merupakan singkatan dari "not gonna lie" atau dalam bahasa Indonesia berarti tidak akan bohong.

Platform semacam ini memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan atau pertanyaan secara anonim kepada pemilik tautan.

NGL pertama kali dirilis pada November 2021 oleh DeepMoji, sekelompok developer di Venice Beach, California, Amerika Serikat.

Mengirim pesan anomin di media sosia bukanlah hal baru. Beberapa tahun lalu, warganet beramai-ramai menyambungkan akun di Secreto, platform serupa yang membuat pengguna media sosial bisa berkirim pesan rahasia.

Melihat tren semacam itu, mengapa warganet menyukai anonimitas di media sosial?

Berbagai alasan untuk anonim

Perdebatan tentang anonimitas di internet bukanlah hal yang sederhana. Menurut studi Departemen Psikologi Universitas Carnige Mellon (CMU), sebagian pengguna internet sangat peduli dengan privasi mereka.

Survei menunjukkan bahwa mereka memiliki alasan tersendiri untuk tidak mengungkap nama dan identitas di media sosial.

Pengguna internet yang memanfaatkan anonimitas memiliki berbagai alasan.

Ada yang memanfaatkan ini untuk mengungkapkan perannya sebagai peniup peluit atau whistleblower, ada pula yang berasal dari kelompok yang distigmatisasi, sebagian lainnya memanfaatkan anonimitas untuk melakukan pencarian sensitif, meretas, hingga melakukan pengintaian secara digital.

Kendati demikian, ada pula yang menggunakan anonimitas untuk alasan yang lebih sederhana.

Dalam studi tersebut, sebagian besar orang memanfaatkan anonimitas di media sosial untuk mengikuti komunitas online, bergabung dengan kelompok dengan hobi dan topik tertentu, seperti fiksi, musik, hewan peliharaan, permainan, teknologi, dan olahraga.

Salah satu alasan populer untuk anonimitas adalah bahwa norma dan tren kelompok-kelompok itu adalah dengan menjadi anonim.


Menggunakan identitas lain atau akun anonim

Dalam beberapa kasus, kelompok tersebut memiliki standar keanggotaan implisit atau eksplisit yang mendorong anonimitas.

Meski sebagian besar jaringan media sosial meminta pengguna mengisi nama dan identitas asli, pengguna menggunakan identitas yang lain dengan alasan tertentu.

Sebagian responden dalam studi tersebut beralasan bahwa mereka ingin memisahkan kehidupan online dan offline mereka.

Menggunakan akun dengan identitas lain memungkinkan pengguna terhindar secara online dari lingkar pertemanan keluarga atau rekan kerja mereka.

Pengaruh anonim di media sosial

Anonimitas di jejaring media sosial berkontribusi terhadap penyebaran informasi keliru, cyberbullying, trolling, hingga ujaran kebencian.

BBC, 26 Februari 2021, melakukan survei terhadap perilaku suporter sepak bola di dunia online.

Hasilnya, dari 3.000 lebih pesan yang ditujukan kepada atlet Premier League, 56 persen di antaranya bernada rasis.

Sementara, 43 persen atlet Premier League yang disurvei mengatakan bahwa mereka pernah mengalami pelecehan dan rasisme.

Alasan keamanan

Di sisi lain, beberapa responden CMU mengungkapkan alasan menggunakan akun anonim. Salah satunya berkaitan urusan politik.

Mereka ingin terlibat dalam debat dan percakapan seputar politik di duna maya tanpa ingin terikat tanggung jawab atas identitas mereka.

Alasan lain yang lebih personal, karena sebagian responden memiliki pengalaman negatif ketika menggunakan media sosial, sehingga memaksa mereka untuk menjadi anonim.

Kedua alasan itu relevan dengan kondisi di Indonesia saat ini, terutama ketiadaan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi serta penerapan UU ITE yang bisa dengan mudah mengkriminalisasi warga negara karena unggahan di media sosial.


Bagi sebagian orang, menyembunyikan identitas mereka secara online merupakan masalah yang berkaitan dengan keamanan.

Georgina Halford, Hall CEO Whistleblower Inggris, berpendapat bahwa anonimitas online harus dilindungi.

"Mampu menyampaikan kekhawatiran secara anonim sangat penting bagi kebijakan dan layanan lain untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu menghentikan kejahatan, menangkap orang yang melakukannya dan datang untuk membantu korban," kata dia.

Setiap orang memiliki alasan masing-masing untuk menjadi anonim di media sosial. Adapun yang penting dicatat yakni kesadaran mereka akan data pribadi.

Menjadi ironi ketika mencoba menjadi anonim di media sosial dengan alasan keamanan, tetapi tidak membaca kebijakan privasi dan ketentuan pengguna di platform pihak ketiga.

Disadari atau tidak, sama seperti platform pada umumnya, NCL juga memanfaatkan data yang diberikan pengguna media sosial untuk kepentingan bisnis mereka.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/06/25/145837882/tren-ngl-link-instagram-dan-kenapa-warganet-suka-anonimitas

Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Hoaks Timnas U23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024

INFOGRAFIK: Hoaks Timnas U23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Laga Indonesia Vs Guinea Diulang karena Wasit Terbukti Curang

[VIDEO] Hoaks Laga Indonesia Vs Guinea Diulang karena Wasit Terbukti Curang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

Hoaks atau Fakta
Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade karena Ada Pemain Berusia 25 Tahun

[HOAKS] Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade karena Ada Pemain Berusia 25 Tahun

Hoaks atau Fakta
Penjelasan soal Data Korban Tewas di Gaza Versi PBB, 24.686 Teridentifikasi

Penjelasan soal Data Korban Tewas di Gaza Versi PBB, 24.686 Teridentifikasi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908

[HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[VIDEO] Hoaks! Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Hoaks atau Fakta
Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke