Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vaksin Covid-19 Mampu Lawan Penularan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

KOMPAS.com - Peningkatan jumlah kasus Covid-19 kembali memperlihatkan peningkatan di dunia setelah muncul subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sejak April 2022.

Di dalam negeri, kasus positif pertama telah terkonfirmasi pada Kamis (9/6/2022), dan diperkirakan sampai puncaknya pada minggu kedua atau ketiga Juli 2022.

Namun, dampaknya diperkirakan tidak sebesar saat muncul Covid-19 varian Delta pada pertengahan 2021 atau periode Omicron awal 2022.

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menjelaskan, tingkat kematian subvarian Omricon BA.4 dan BA.5 diperkirakan satu per sepuluh atau lebih kecil dari varian Delta maupun Omricon.

Demikian juga dampaknya pada tingkat penularan dan keterisian ranjang pasien rumah sakit, yang diperkirakan satu per tiga dari jumlah pada saat naiknya kasus varian Delta dan Omicron.

"Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya maupun kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan omicron yang awal," kata Budi di Jakarta, Senin (13/6/2022).

Hingga Senin, terdapat 8 kasus terkonfirmasi positif BA.4 dan BA.5 yang salah satunya mengalami gejala sedang. Lainnya tidak merasakan gejala atau mendapatkan gejala ringan.

Orang dengan positif subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali dan Jakarta terdata sebagai tidak bergejala, sakit tenggorokan, badan pegal, demam, batuk, sakit kepala, badan lemas, mual atau muntah, sakit perut, dan sesak napas.

Vaksin Covid-19 mampu mencegah

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr Erlina Burhan, SpP(K) mengatakan, dari 8 orang yang terinveksi subvarian BA.4 dan BA.5, semuanya sudah melakukan vaksin dua dosis, dan booster.

Bahkan, ada yang melakukan vaksin booster kedua atau dosis ke empat.

Meskipun tetap saja bisa tertular, namun sebagian besar mereka tidak merasakan gejala atau bergejala ringan. Satu di antaranya yang bergejala sedang.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, vaksin Covid-19 tetap berperan penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi gejala berat terhadap subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Dengan kekebalan tubuh yang semakin kuat, virus yang ada di dalam tubuh tidak bisa leluasa memberikan infeksi karena ditekan antibodi.

"Tubuh yang sudah divaksin begitu menemui varian baru, maka varian baru tersebut tidak begitu menginfeksi. Karena, di dalam tubuh sudah ada antibodi," kata Syahril ketika berbincang di Siaran Sehat Perkembangan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Senin.

Dijelaskannya juga bahwa subvarian Omricon BA.4 dan BA.5 juga memiliki kemampuan untuk mengelabuhi antibodi untuk meloloskan diri.

Di sisi lain kemampuan sel imun dalam mengenali virus juga menurun.

Vaksinasi Covid-19 dosis booster menjadi opsi penguat antibodi untuk menjawab kebutuhan tubuh tersebut. Demikian juga protokol kesehatan yang dibutuhkan untuk mencegah penularan.

"Itulah penting booster. Tujuannya, untuk mengingatkan kembali daya tahan tubuh dalam mengenali virus. Sehingga, imun lebih mudah mengendalikan penyakit (Covid-19)," kata Syahril.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/06/14/171933982/vaksin-covid-19-mampu-lawan-penularan-subvarian-omicron-ba4-dan-ba5

Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke