"Suatu hari saya pergi untuk melihat aula gereja. Saya saat itu mencari tahu bagaimana ketinggian, pencahayaan, dan luas ruangan," kata Kevin Cordon dikutip dari situs ESPN.
"Dalam pengamatan pertama, saya menilai ukuran aula tersebut sama seperti lapangan bulu tangkis pada umumnya," ujar Kevin Cordon.
"Jadi, saya saat itu langsung menghubungi pihak gereja dan menjelaskan saya ingin berlatih di sana," ucap Kevin Cordon.
"Saya saat itu menjelaskan bahwa saya tidak ingin kehilangan ritme latihan karena penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 masih belum jelas," tutur pria yang sempat bermain di Jakarta, Indonesia, pada Kejuaraan Dunia 2015.
"Pihak gereja saat itu mendukung saya. Mereka hanya mengatakan kepada saya bahwa pihak gereja akan mendukung dan membantu mulai dari pencahayaan hingga segala sesuatu yang saya butuhkan," ucap Kevin Cordon.
"Setelah mendapat izin dari pihak gereja, saya langsung berbicara dengan walikota dan kepolisian setempat. Mereka saat itu juga mendukung saya," tutur Kevin Cordon menambahkan.
Desde agosto 2020, Kevin Cordón entrenó en el salón parroquial d la Iglesia San Francisco d Asís, La Unión, Zacapa. El sacerdote le dio permiso sin pedir nada a cambio.
— Gabbriel (@GabbrielGt) July 31, 2021
Un "pequeño" gesto desinteresado dando GRANDES frutos hoy
¡Kevin a semifinal!#Badminton #Tokyo2020 #Tokio2020 pic.twitter.com/i1GPEPFaiv
Baca juga: Semifinal Badminton Olimpiade Tokyo, Keunggulan Chen Long yang Wajib Diwaspadai Ginting
Setelah mendapat izin dari pihak gereja dan pejabat setempat, Kevin Cordon kemudian menghubungi Federasi Bulu Tangkis Guatemala.
Kevin Cordon saat itu meminta bantuan agar federasi bisa meminjamkan salah satu karpet lapangan bulu tangkis portabel.
Pria yang tak lolos grup di Olimpiade Rio 2016 ini merasa sangat beruntung karena federasi juga turut mendukungnya.
Tidak hanya itu, Kevin Cordon juga mendapat bantuan dari Komite Olimpiade Guatemala berupa beberapa alat fitnes.
Setelah semua rampung, Kevin Cordon pada akhirnya mulai berlatih di aula gereja pada Agustus 2020 hingga berangkat ke Tokyo.
"Federasi meminjamkan lapangan agar saya bisa berlatih di aula gereja. Jadi, semua perlengkapan latihan saya berasal dari Ibu Kota," kata Kevin Cordon.
"Seorang teman saya dari Komite Olimpiade Guatemala juga meminjamkan beberapa alat angkat beban agar saya bisa meningkatkan fisik," ucap pria yang performa terbaiknya sebelum ini adalah jadi runers up Pan American Championship 2019 tersebut.
"Setelah semua peralatan lengkap, saya dan tim kemudian memperbaiki penerangan dan menutup saluran masuk udara di aula gereja," ujar Kevin.
"Pada awalnya, tempo latihan kami di aula gereja sangat pelan. Saya membutuhkan waktu tiga minggu untuk bisa mengembalikan ritme latihan yang sempat berubah (ketika berlatih di rumah)."