Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Emas Olimpiade Tontowi Ahmad - Alasan Gagal di London, Sukses di Rio 2016

Kompas.com - 22/07/2021, 06:46 WIB
M. Hafidz Imaduddin,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Pastinya, saya yakin mereka akan membawa pulang medali.

Baca juga: Praveen/Melati Siap Lanjutkan Emas Tontowi/Liliyana di Olimpiade Tokyo

7. Bagaimana Tontowi Ahmad melihat peluang Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di Olimpiade Tokyo 2020?

Menurut saya, Praveen/Melati itu adalah pasangan yang sudah teruji. Kemarin (2019), mereka sempat meraih tiga gelar juara berturut-turut atau hattrick.

Jadi, mereka memang memiliki kemampuan untuk menjadi pemenang gelar juara. Peluang mereka tentu sangat besar di Olimpiade Tokyo 2020.

Sebab, lawan mereka tidak berubah. Itu-itu saja, sudah terbaca.

Saya berharap, Praveen/Melati bisa mempersiapkan diri masing-masing sebaik mungkin.
Seperti yang saya bilang tadi, kalau persiapan sudah matang dari sisi teknis maupun nonteknis, seorang pemain pasti siap menghadapi siapa pun.

Jangan berpikir yang lain. Persiapkan diri sendiri. Mereka harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik mulai dari teknis, mental, hingga psikologis. Semua harus dipersiapkan dengan baik.

Sebab, ini adalah Olimpiade. Semua negara peserta pasti ingin membawa pulang medali dari Olimpiade. Bukan hanya kita. Jadi, segala persiapan harus maksimal.

Peluang Praveen/Melati sangat besar. Sekarang, tergantung mereka masing-masing. Jika ingin sukses di Olimpiade, mereka harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan sangat baik.

8. Apa tanggapan Tontowi Ahmad soal wacana pemberian gelar pahlawan nasional Indonesia untuk peraih medali emas Olimpiade?

Saya sangat setuju dengan wacana itu. Sebab, pada era sekarang, siapa lagi yang berhak menjadi pahlawan? Sekarang sudah tidak ada perang seperti zaman dahulu.

Kita semua tahu mendiang Markis Kido adalah pahlawan negara yang bisa mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri.

Sekarang saya tanya. Pada era sekarang, siapa yang bisa mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri? Hanya presiden dan seorang atlet yang menjadi juara.

Seorang atlet yang berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri adalah pahlawan pada era sekarang.

Mereka telah membuat publik Indonesia bangga karena prestasinya di luar negeri. Di Olimpiade, mungkin masih ada orang yang tidak tahu Indonesia itu negara apa? atau di mana?

Namun, setelah seorang atlet Tanah Air berhasil meraih medali emas Olimpiade, publik dunia jadi mengetahui negara Indonesia. Mereka bisa mengenal Indonesia dari prestasi bulu tangkis.

Jadi, menurut saya, pemerintah harus mempertimbangkan atlet-atlet berprestasi yang sudah mengharumkan nama Indonesia untuk dijadikan pahlawan nasional.

Saya sangat setuju dengan wacana atlet beprestasi peraih medali emas Olimpiade dijadikan pahlawan nasional Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Perketat Pengamanan Hotel Tempat Timnas Menginap

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Perketat Pengamanan Hotel Tempat Timnas Menginap

Timnas Indonesia
Aston Villa Perpanjang Kontrak Unai Emery

Aston Villa Perpanjang Kontrak Unai Emery

Liga Inggris
Martial Ucap Selamat Tinggal ke Man United: Emosional, MU Selalu di Hati

Martial Ucap Selamat Tinggal ke Man United: Emosional, MU Selalu di Hati

Liga Inggris
368 Siswi Ikut Turnamen Sepak Bola Putri di Jakarta

368 Siswi Ikut Turnamen Sepak Bola Putri di Jakarta

Liga Indonesia
Latihan Timnas Malaysia Dijaga Ketat Polisi Imbas Kasus Penyerangan ke Pemain

Latihan Timnas Malaysia Dijaga Ketat Polisi Imbas Kasus Penyerangan ke Pemain

Internasional
Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Disembunyikan di Tempat Rahasia

Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Disembunyikan di Tempat Rahasia

Liga Indonesia
Man United Terancam Dilarang Main di Liga Europa Musim Depan

Man United Terancam Dilarang Main di Liga Europa Musim Depan

Liga Inggris
Saat Rashford Berhenti Main Media Sosial demi Kesehatan Mental

Saat Rashford Berhenti Main Media Sosial demi Kesehatan Mental

Liga Inggris
Final Liga Champions Bikin Ancelotti Stres, Don Carlo Perlu Salmon dan Pasta

Final Liga Champions Bikin Ancelotti Stres, Don Carlo Perlu Salmon dan Pasta

Liga Champions
Jadwal Singapore Open 2024: Ahsan/Hendra Vs Fikri/Bagas, Gregoria Siap Beraksi

Jadwal Singapore Open 2024: Ahsan/Hendra Vs Fikri/Bagas, Gregoria Siap Beraksi

Badminton
Tiket Timnas Indonesia Vs Tanzania: Dua Kategori, Harga Rp 250.000

Tiket Timnas Indonesia Vs Tanzania: Dua Kategori, Harga Rp 250.000

Timnas Indonesia
Al Nassr Vs Al Ittihad, Ronaldo Cetak Sejarah, Faris Najd Berjaya

Al Nassr Vs Al Ittihad, Ronaldo Cetak Sejarah, Faris Najd Berjaya

Liga Lain
De Rossi Minta AS Roma Contoh Atalanta

De Rossi Minta AS Roma Contoh Atalanta

Liga Italia
Masa Depan Ten Hag di MU Tak Pasti, Sir Jim Ratcliffe Kepincut De Zerbi

Masa Depan Ten Hag di MU Tak Pasti, Sir Jim Ratcliffe Kepincut De Zerbi

Liga Inggris
Skuad Milan Vs Roma di Australia: Dipimpin Bonera, Giroud Masih Ada

Skuad Milan Vs Roma di Australia: Dipimpin Bonera, Giroud Masih Ada

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com