Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Kompas.com - 21/05/2024, 13:30 WIB
Khairina,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

MAKKAH, KOMPAS.com - Kepala Daerah Kerja Makkah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Khalilurrahman menyampaikan sejumlah imbauan bagi jemaah yang baru tiba di Makkah, menyusul tingginya suhu udara di Tanah Suci.  

Khalilurrahman mengatakan, saat jemaah haji tiba di Tanah Suci, suhu udara sepanjang Mei, Juni, Juli, Agustus atau pada musim kemarau 2024 diperkirakan mencapai 50 derajat Celsius. 

Mengingat suhu udara cukup panas, ia mengimbau agar jemaah haji yang baru tiba di Makkah, terutama yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan, untuk meminimalkan sengatan matahari langsung.

"Jemaah haji sebaiknya lebih banyak beribadah di hotel. Terutama, jemaah lansia yang memiliki risiko tinggi agar tidak memaksakan diri untuk shalat di Masjidil Haram, kecuali mereka yang sehat dan kuat," ujar Khalilurrahman, seperti dilaporkan jurnalis KOMPAS.com anggota Media Center Haji (MCH) 2024 Khairina.

Lebih lanjut ia menyarankan, jemaah haji yang akan beribadah ke Masjidil Haram, dianjurkan untuk membawa payung dan membawa air minum yang cukup.

"Jangan sampai dehidrasi ketika di Masjidil Haram karena lupa membawa payung dan lupa membawa air," pesan dia.

Baca juga: 6 Hal Ini Dilarang Dilakukan Jemaah Haji di Tanah Suci, Apa Saja?

Saat shalat di Masjidil Haram, kata Khalilurrahman, sandal dan sepatu yang dibawa sebaiknya tidak ditiitpkan di loker penitipan di area Masjidil Haram, karena pintu masuk dan keluar akses jemaah bisa berbeda.

Ia menyarankan agar jemaah memasukkan sandal di dalam kantong plastik, lalu masukkan ke dalam tas dan dibawa.

Antisipasi tersesat saat di Tanah Suci

Khalilurrahman mengatakan, jemaah haji yang terpisah dari rombongannya atau lupa jalan kembali ke hotel sebaiknya tidak panik. Jemaah haji dapat bertanya pada petugas haji.

"Pastikan jemaah haji ketika tiba di Kota Makkah mendapatkan kartu hotel dari hotel. Kalau jemaah terpisah dari rombongan dan tersesat, tunjukkan kartu hotel kepada petugas sehingga petugas mudah mengantarkan jemaah sampai ke sektor, hotel, atau kamarnya," ucap dia.

Selain itu, jemaah haji juga disarankan untuk tidak lupa selalu menggunakan gelang haji, karena gelang tersebut mengandung informasi penting soal nama jemaah, kloter, dan nama paspor.

Identitas dan informasi di gelang haji tersebu dapat memudahkan petugas untuk membantu melayani jemaah ketika jemaah tiba-tiba sakit, pingsan, terpisah rombongan, atau tersesat. 

Baca juga: Asal-usul Gelar Haji di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Lindungi diri selama di Tanah Suci

Khalilurrahman juga mengingatkan jemaah haji agar selalu waspada saat beribadah di Tanah Suci, termasuk di Masjidil Haram.

"Jangan membawa perhiasan. Khawatir ada tindakan kriminal atau pencopetan yang terjadi di area Masjidil Haram," kata dia.

Ketua Daker Makkah ini juga menganjurkan agar jemaah tidak berangkat sendirian saat beribadah di Masjidil Haram.

Jemaah haji sebaiknya berkelompok, beregu dan menanamkan prinsip satu regu, satu kelompok, satu rombongan.

"Ketika berteduh 10 orang, maka pulang pun harus 10 orang. Ketika berkelompok 5 orang, pulang pun 5 orang. Jangan sendiri-sendiri. Pastikan jemaah berangkat bareng, pulang pun bareng," ujarnya lagi.

Khalilurrahman juga mengingatkan jemaah untuk tidak memasak di hotel, untuk mencegah kebakaran.

"Kalau seandainya memasak, alat masaknya pilih yang otomatis. Dan pastikan ketika ditinggal shalat ke Masjidil Haram, semua alat elektronik dipastikan mati dulu. Seperti tahun-tahun lalu, karena lalai ditinggal shalat, magicom-nya meledak kebakaran," kata dia.

Baca juga: Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Video WNA Sebut IKN 'Ibukota Koruptor Nepotisme', Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Ramai soal Video WNA Sebut IKN "Ibukota Koruptor Nepotisme", Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Tren
Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Tren
Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Tren
Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Tren
Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Tren
Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Tren
KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

Tren
Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Tren
Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Tren
Termasuk Infeksi yang Sangat Menular, Apa Itu Penyakit Difteri?

Termasuk Infeksi yang Sangat Menular, Apa Itu Penyakit Difteri?

Tren
Syarat dan Cara Mengurus KTP Hilang ke Kantor Dukcapil

Syarat dan Cara Mengurus KTP Hilang ke Kantor Dukcapil

Tren
Buntut Pengeroyokan Bos Rental Mobil, Polisi Sita 33 Motor dan 6 Mobil Bodong di Sukolilo Pati

Buntut Pengeroyokan Bos Rental Mobil, Polisi Sita 33 Motor dan 6 Mobil Bodong di Sukolilo Pati

Tren
Ahli Temukan Penangkal Racun Laba-laba 'Black Widow' dari Antibodi Manusia

Ahli Temukan Penangkal Racun Laba-laba "Black Widow" dari Antibodi Manusia

Tren
Cara Menghitung Skor UTBK SNBT 2024 untuk Mendaftar Jalur Mandiri

Cara Menghitung Skor UTBK SNBT 2024 untuk Mendaftar Jalur Mandiri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com