Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Kompas.com - 20/05/2024, 10:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banjir bandang dan lahar di sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga memutus akses jalan utama.

Akses jalan utama Padang-Bukittingi, misalnya, putus total di kawasan Silaiang, Padang Panjang, Sumatera Barat, sejak Rabu (11/5/2024) dini hari.

Jalan di kawasan tersebut mengalami kerusakan parah akibat tingginya curah hujan yang memicu air sungai meluap dan mengikis badan jalan.

Diberitakan Antara, Minggu (19/5/2024), Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menyebutkan, jalan negara yang amblas segera bisa dilewati kendaraan roda dua.

Dia mengatakan, hampir semua kendaraan logistik melewati jalan penghubung Sumbar dan Pekanbaru, Provinsi Riau, via Padang Panjang tersebut.

"Karena ini jalur utama, maka ada percepatan. Tetapi karena kerusakannya parah, maka untuk waktu dekat baru bisa untuk dilewati kendaraan roda dua," kata dia.

Baca juga: UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada


Terputusnya akses utama kendaraan akibat longsor turut memperlambat pengiriman logistik ke Sumatera Barat.

Terlebih, minim jalan alternatif dengan waktu tempuh relatif cepat yang dapat menjadi pilihan bagi pengendara.

Lantas, bisakah pembangunan Tol Trans-Sumatera menjadi solusi jalanan Sumbar yang rawan longsor?

Baca juga: Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini Tersapu oleh Alam

Jalan tol bisa jadi alternatif

Pakar transportasi di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Bayu Martanto Adji mengatakan, Sumbar memang memerlukan jalan alternatif yang tidak terganggu longsor.

Pasalnya, wilayah ini sering kali dilanda longsor yang berimbas pada tertutupnya akses jalan utama.

"Sangat sering (longsor), ada kalanya di dua akses utama, akses selatan (Padang-Bukittinggi) dan akses Utara (Padang-Solok). Ada beberapa kala secara bersamaan," kata Bayu, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/5/2024).

Seperti bencana yang terjadi beberapa hari lalu, akses selatan di Silaiang terputus bersamaan putusnya akses utara di Sitinjau Laut karena bencana longsor.

Akibatnya, angkutan penumpang dan barang sempat terganggu hingga harga beberapa komoditas pangan turut naik.

Baca juga: Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Dia mengungkapkan, kondisi tersebut bahkan memaksa Universitas Andalas mengeluarkan surat edaran kuliah daring pada 13-17 Mei karena mahasiswa yang pulang kampung tak bisa kembali ke Padang imbas putusnya jalan utama.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com