Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Kompas.com - 17/05/2024, 12:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti dari Universitas Federal Sao Paulo, Brasil berhasil mengungkap virus  tertua di dunia dari serpihan tulang manusia purba.

Virus tersebut diidentifikasi dalam kumpulan tulang manusia purba Homo neanderthal yang berumur lebih dari 50.000 tahun.

Penemuan tersebut dimuat dalam jurnal Biorxiv yang terbit pada Minggu (21/4/2024) dengan judul Reconstructing prehistoric viral genomes from Neanderthal sequencing data.

Penelitian tersebut meneliti dua manusia purba berjenis kelamin laki-laki yang ditemukan di gua Chagyrskaya, Rusia, dikutip dari Arkeo News.

Dua manusia purba tersebut merupakan bagian dari tujuh Homo neanderthal lain yang ditemukan pada 2022.

Usai diteliti, sembilan manusia prasejarah tersebut ternyata diketahui memiliki DNA yang sama, yang berarti semuanya berkerabat,

Kedua manusia prasejarah tersebut menjalani tes DNA dan menunjukkan jejak beberapa virus, seperti adenovirus (penyebab flu), virus papiloma (penyebab penyakit menular seksual), dan virus herpes.

Penemuan tersebut menjadikan ketiga virus yang berhasil diidentifikasi sebagai virus tertua yang menjangkiti manusia, yang pernah ditemukan.

Rekor ini melampaui penemuan virus yang ditemukan dalam sisa-sisa kerangka manusia purba Homo sapiens berusia 31.600 tahun.

Baca juga: Infeksi Virus B Mematikan Ditemukan di Hong Kong, Mungkinkah Menyerang Indonesia?


Virus purba yang bertahan hingga kini

Para ahli telah lama berspekulasi bahwa virus mungkin menyebabkan kepunahan dari Homo neanderthal.

Meskipun, peneliti menambahkan catatan bahwa bukan hanya virus saja yang memicu kepunahan, namun virus menjadi salah satu faktor pemicu penting.

Hal ini menunjukkan bahwa manusia purba tersebut mungkin telah terinfeksi virus yang sama dengan yang menyerang manusia saat ini.

Misalnya, adenovirus dapat menyebabkan berbagai macam penyakit mulai dari nyeri seperti flu biasa, hingga serangan gastroenteritis akut yang parah.

Selain itu, virus papiloma yang terkenal karena berhubungan dengan kanker serviks juga telah menjangkiti manusia prasejarah.

Peneliti juga berpendapat bahwa Homo neanderthal lebih rentan terhadap ketiga virus tersebut dan dampaknya, dilansir dari IFL Science, Selasa (14/5/2024).

Baca juga: Muncul Virus B Mematikan di Hong Kong, Ini Gejala dan Penularannya

Halaman:

Terkini Lainnya

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com