KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto berjanji memberikan jabatan strategis kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) apabila ia terpilih menjadi presiden dalam Pilpres 2024.
Janji ini disampaikan Prabowo saat kampanye Partai Demokrat di Stadion Gajayana, Kota Malang, Jawa Timur pada Kamis (1/2/2024).
"Jika Prabowo dan Gibran diberi mandat (terpilih menjadi presiden dan wakil presiden 2024-2029), AHY akan saya beri tugas yang sangat penting dan strategis," ujar Prabowo, dikutip dari Kompas.com, Kamis (1/2/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga memuji peran Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk Indonesia.
Menurut Prabowo, SBY berperan penting saat mengatasi dampak dari bencana tsunami Aceh.
SBY juga dinilai membawa perdamaian di Aceh, dan mampu menyelesaikan konflik yang sudah belasan tahun tidak selesai.
Selain Prabowo, kampanye tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Bendahara Umum Partai Demokrat Renville Antonio, Juru Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Khofifah Indar Parawansa, Ketua DPD Partai Demokrat Emil Dardak dan lainnya.
Baca juga: Mahfud MD Mundur, Ini Kata Jokowi, Ganjar, Prabowo, dan Anies
Baca juga: Jokowi dan Prabowo Makin Lengket, Pengamat: Kejar Target Pilpres Satu Putaran
Pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam memprediksi, AHY akan menggantikan Mahfud MD yang mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Menurut Umam, apabila Partai Demokrat diminta Jokowi membantu pemerintahan, kemungkinan besar AHY yang akan diberi jabatan.
"Selain itu, posisi Menko Polhukam juga rasanya cukup adil dan bergengsi sebagai kompensasi bagi Demokrat selaku partai yang memiliki jumlah kursi yang lebih besar dari PKS, PAN, dan PPP saat ini," kata Umam, dikutip dari Kompas.com, Kamis (1/2/2024).
Ia mengatakan, Jokowi saat ini diprediksi akan lebih banyak mengambil menteri dari latar belakang politik daripada kalangan profesional di tengah situasi politik seperti saat ini.
Hal tersebut merupakan salah satu langkah Jokowi dalam mengantisipasi isu mundurnya menteri yang dapat mengganggu stabilitas pemerintahan.
"Di sisa pemerintahannya, Jokowi tentu butuh soft landing, yang semua itu bisa dilakukan dengan backup kekuatan politik yang lebih kokoh, pascapilpres nanti," ujar Umam.
Baca juga: Beredar Foto Beras SPHP Berstiker Prabowo-Gibran, Ini Kata Bulog dan TKN
Terkait isu dirinya bakal mengisi posisi Menko Polhukam menggantikan Mahfud MD, AHY mengaku tidak ada tawaran tersebut hingga saat ini. Termasuk komunikasi dengan Presiden Jokowi.
"Tidak ada. Dari siapa tawarannya? Saya tidak ada komunikasi tentang itu," tutur AHY, dikutip dari Kompas.com, Kamis (1/2/2024).
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa dirinya menghormati tokoh yang mundur maupun yang masih menjalankan jabatannya sebagai menteri.
AHY menjelaskan, menteri merupakan pekerjaan yang penting dan strategis dalam pemerintahan.
"Membantu Presiden dalam kabinet, itu adalah pekerjaan yang mulia. Tidak semua memiliki kesempatan untuk itu. Kita berharap beliau semua bisa menjalankan tugas dengan baik. Tentu harus bisa membagi dengan penuh komunikasi ketika dalam masa pemilu," ucapnya.
(Sumber: Kompas.com/Nugraha Perdana, Ardito Ramadhan, Adhyasta Dirgantara | Editor: Andi Hartik, Krisiandi, Ihsanuddin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.