Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tico, Anjing Mati yang Hidup Lagi Lewat Kloning dan Picu Kontroversi

Kompas.com - 17/01/2024, 11:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seekor anjing bernama Tico "hidup kembali" setelah meninggal dunia pada November 2022 silam.

Pemiliknya memutuskan untuk mengkloning anjing yang telah mati itu menjadi 2 anak anjing. Setelah dikloning, sang pemilik membuat video berjudul "Anjing Saya Kembali".

Namun, video mengharukan itu memicu kontroversi online karena mengungkap bagaimana sang pemilik memutuskan untuk mengkloning peliharaannya.

Dilansir dari Korea Herald, Minggu (14/1/2024), kloning hewan di Korea Selatan adalah hal yang legal.

Namun, negara tersebut tidak memiliki kerangka peraturan untuk memantau dan membatasi penyalahgunaan bioteknologi tersebut.

Tico mati karena kecelakaan

Pada November 2022, Tico si anjing betina mati karena kecelakaan. Sang pemilik kemudian meminta laboratorium kloning hewan untuk mengkloning peliharaannya itu.

Tico dikloning menjadi 2 anak anjing kembar yang secara genetik identik dengan Tico.

"Setelah beberapa waktu, saya kembali bertemu dengan Tico. Dia dilahirkan sebagai dua anak anjing yang sehat dan datang kepada saya pada usia tiga bulan," ujar sang pemilik, dilansir dari Asia News Network, Senin (15/1/2024).

Sang pemilik mengaku memutuskan untuk mengkloning Tico setelah mengalami sindrom kehilangan hewan peliharaan.

Dia mengaku mengalami perasaan sedih, bersalah, marah, dan depresi setelah kehilangan hewan peliharaanya. Dia juga mengalami kesulitan tidur dan kehilangan nafsu makan.

Pemerhati hak-hak hewan telah menyatakan keprihatinan atas apa yang dialami oleh anjing hasil kloning tersebut.

Di sisi lain, mereka juga ikut prihatin atas kondisi sang pemilik yang kehilangan anjing tersayangnya.

Baca juga: Daftar Negara yang Melarang Konsumsi Daging Anjing, Terbaru Korea Selatan

Proses kloning anjing Tico

Untuk mengkloning hewan peliharaan, seperti Tico, laboratorium kloning menggunakan metode transfer inti sel somatik.

Sel-sel hidup diambil dari sampel jaringan hewan yang meninggal dalam kurun waktu 24 jam setelah kematiannya, seperti sel-sel telur yang dibuahi hingga DNA.

Setelah menyuntikkan inti dari sampel jaringan anjing asli ke dalam telur tanpa DNA, oosit tumbuh dan berdiferensiasi di laboratorium menjadi sel berpotensi majemuk.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com