Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Gratiskan Biaya Kuliah bagi Keluarga dengan 3 Anak Mulai 2025

Kompas.com - 10/12/2023, 21:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Jepang akan menggratiskan biaya kuliah bagi keluarga yang mempunyai tiga anak atau lebih.

Dilansir dari Japan Times, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, kebijakan ini rencananya akan dimulai pada tahun 2025 tanpa ada batasan minimal pendapatan bagi yang menerima bantuan.

Rencananya, program ini tidak hanya untuk mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi saja.

Pelajar di sekolah menengah pertama, sekolah tinggi teknik, dan lembaga pendidikan lainnya dapat mengikuti program ini selagi masih memenuhi persyaratan dari pemerintah.

Baca juga: Pepita Salim Riset Lagu dan Belajar Bahasa Jepang untuk Konser An Anime Symphony

Meningkatkan kelahiran dan mengurangi biaya pendidikan

Langkah ini diterapkan Pemerintah Jepang agar keluarga di dapat memiliki anak lebih banyak, sementara di sisi lain juga mengurangi beban biaya pendidikan, dikutip dari Asahi.

Pemerintah Jepang akan memasukkan inisiatif ini ke dalam suatu program khusus dengan nama Kebijakan Strategi Masa Depan Anak.

Kebijakan ini rencananya akan diputuskan dalam rapat kabinet pada akhir Desember 2023.

Untuk anggarannya, pemerintah Jepang belum merilis jumlahnya secara resmi kepada publik.

Namun, dilansir dari berbagai sumber, pemerintah Jepang berencana untuk mengalokasikan dana sekitar 3,5 triliun yen untuk menjalankan program ini.

Baca juga: Letusan Gunung Marapi Disebut Bisa Picu Aktivitas Gunung Fuji di Jepang, Ini Kata PVMBG


Jepang mengalami penurunan angka kelahiran

 

Ilustrasi kelahiran bayiSHUTTERSTOCK/MONKEY BUSINESS IMAGES Ilustrasi kelahiran bayi

Dikutip dari Straits Times, pada Juni 2023, Fumiko Kishida mengatakan, dirinya akan menerapkan sejumlah kebijakan untuk mengembalikan tingkat kelahiran yang semakin menurun di Jepang

Menurutnya permasalahan ini perlu segera diatasi mengingat sudah banyak masyarakat Jepang yang berusia tua.

Angka kelahiran di Jepang terus menurun meskipun ada berbagai program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan angka kelahiran.

Baca juga: Kata Media Asing soal Letusan Gunung Marapi: Waspada Tsunami di Jepang dan Bahaya Pendakian

Pada tahun 2022, jumlah bayi yang baru lahir turun menjadi 799.728. Persentase angka ini turun sebesar 5,1 persen dari tahun 2021.

Angka kelahiran tersebut merupakan angka terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1899.

Selain itu, angka pernikahan di Jepang juga menurun karena pembatasan sosial saat Covid-19, dikutip dari Nikkei Asia.

Penurunan angka pernikahan ini secara tidak langsung mengakibatkan penurunan angka kelahiran secara signifikan.

Pemulihan ekonomi yang lambat membuat masyarakat Jepang ragu untuk menikah atau memiliki anak.

Upah yang mereka terima juga menurun karena inflasi. Akhirnya, banyak pasangan yang ingin punya lebih sedikit anak agar keuangan rumah tangga tetap berjalan dengan baik.

Baca juga: Kronologi WNI Meninggal di Kota Toyama Jepang Usai Jatuh Setinggi 12 Meter, Ini Kata Kemenlu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klink ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klink ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com