SECARA berkala, perusahaan Jamu Jago yang didirikan pada 1918, berarti kini sedang merayakan tahun kelahiran ke 105, menyelenggarakan sayembara onomatopoeiatika manusia menirukan suara ayam jago berkokok.
Menarik bahwa para peserta yang berwarga negara Indonesia menirukan suara ayam jago berkokok bukan "kokokokok", tetapi "kukuruyuk".
Tampaknya berdasar bahasa Indonesia yang disepakati oleh bangsa Indonesia, suara ayam jago berkokok memang dianggap berbunyi "kukuruyuk".
Ketika berkunjung ke mancanegara, saya coba mempelajari nasionalisme suara ayam jago berkokok.
Tafsir onomatopoeiatikal setiap bangsa terhadap suara yang sebenarnya saling sama ternyata saling beda satu dengan lainnya.
Bahkan bahasa Sunda beda dari bahasa Jawa Tengah dan Timur dalam menafsirkan suara ayam jago berkokok sebagai "kongkorongkong" di kawasan urban serta "u-u-ru-uk" di kawasan rural.
Ketika belajar dan mengajar di Jerman ternyata suara ayam jago berkokok di kota maupun desa Jerman bukan "kukuruyuk" yang penuh lafal u, tetapi kikeriki sama sekali tanpa lafal u.
Ketika berkunjung ke Perancis, ternyata suara ayam kokok di Paris maupun Aix en Provence berbunyi cocorico mirip dengan Portugis yang juga cocorico maupun Bulgaria: kokorigu.
Namun beda dari Spanyol: quiquiriqui yang lebih mirip chichirechi-nya Italia sebagai sesama rumpun bahasa kekaisaran Romawi.
Di usia lanjut, Leo Tolstoi sempat punya peternakan di mana setiap pagi hari sebelum matahari terbit, ayam jago Rusia berkokok dalam bahasa Rusia, yakni kukaregoo.
Lain hanya dengan kokok ayam jago Inggris yang ternyata berbunyi cock-a-doodle-doo yang di Amerika Serikat juga sama bergaya cowboy begitu itu.
Beda banget dengan ayam jago Arab yang akibat sulit melafal "o", maka berkokok siyaah atau China yang egosentrik maka wo-wo-wo dan Korea yang relatif pendiam maka singkat berkokok kokiyo, sementara di Jepang: kokekok-koh.
Dari fakta mengenai tafsir mancanegara terhadap suara ayam jago berkokok dapat disimpulkan kearifan nasionalisme bahwa pada hakikatnya setiap bangsa memiliki kedaulatan bahasa nasional masing-masing yang setara tanpa ada yang lebih superior maupun lebih inferior satu dengan lain-lainnya.
Maka sebenarnya wajar-wajar saja bahwa menurut keyakinan subyektif saya berdasar kedaulatan bahasa Indonesia, di mana pun ayam jago berkokok maka semuanya bagi saya sebagai warga Indonesia berbunyi sama dan sebangun dalam persatuan dan kesatuan, yaitu "kukuruyuk". MERDEKA !
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.