Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari Mungkin Memiliki Ukuran Lebih Kecil dari yang Pernah Diperkirakan

Kompas.com - 21/11/2023, 16:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com Matahari adalah obyek terbesar di tata surya dan menjadi pusat tata surya itu sendiri.

Dikutip dari Kompas.com (2/6/2023), Matahari memiliki 99,8 persen dari massa tata surya dengan diameter 109 kali lebih besar dari Bumi.

Namun demikian, ternyata ukuran Matahari jauh lebih kecil dari yang terlihat, sehingga dapat mengubah pemahaman kita tentang struktur dan perilaku internalnya.

Baca juga: Alasan Jepang Dijuluki Negeri Matahari Terbit, Begini Asal-usulnya

Pengukuran dilakukan saat gerhana Matahari

Secara historis, para astronom memperkirakan ukuran Matahari dengan mengukur bagian yang memancarkan cahaya, yang disebut fotosfer, dikutip dari Newscientist (7/11/2023).

Pengukuran tersebut dilakukan saat terjadi gerhana Matahari agar bisa meminimalkan sebagian besar cahayanya dan melihat sekilas korona atau atmosfer luarnya.

Metode ini menetapkan radius Matahari sekitar 432.468 mil (695.990 kilometer), sebuah pengukuran yang diterima sebagai standar sejak tahun 1970-an.

Namun untuk benar-benar memahami fisika dan atmosfer Matahari, diperlukan pengukuran yang lebih tepat.

Hal tersebut karena Matahari selalu bergerak. Matahari adalah bola plasma api yang berputar di mana gelombang terus bergerak melintasi permukaannya dan menembus sebagian besar Matahari.

Baca juga: 5 Bintang Paling Dekat dengan Bumi Selain Matahari

Ukuran Matahari 0,03 persen lebih kecil

Dilansir dari Space (14/11/2023), pada tahun 1990-an, para peneliti mengukur beberapa osilasi yang disebabkan oleh gelombang yang dikenal sebagai f-modes.

Dalam penelitian tersebut peneliti menemukan bahwa ukuran Matahari antara 0,03 persen dan 0,07 persen lebih kecil daripada yang disarankan oleh metode gerhana Matahari berbasis cahaya.

Memahami Matahari penting dilakukan, bukan hanya karena Matahari adalah bintang yang paling mudah diakses, sumber cahaya serta panas yang memungkinkan kehidupan.

Akan tetapi juga karena badai magnet dari permukaan Matahari dapat memengaruhi telekomunikasi Bumi.

Parker Solar Probe milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) saat ini mengorbit tujuh kali lebih dekat ke Matahari dibandingkan pesawat luar angkasa lainnya.

Hal tersebut dilakukan dalam upaya memahami angin Matahari yang membawa partikel bermuatan yang bersentuhan dengan atmosfer Bumi.

Selain NASA, Solar Orbiter milik Badan Antariksa Eropa yang diluncurkan pada 2020 juga sedang menyelidiki angin Matahari dan akan mengambil gambar close-up pertama di wilayah kutub Matahari.

Baca juga: Ular Silent Killer Berkeliaran, 500 Keluarga di India Takut Keluar Rumah Usai Matahari Tenggelam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com