Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Wilayah Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem, Ini Langkah Mitigasi yang Bisa Dilakukan

Kompas.com - 04/11/2023, 20:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan adanya cuaca ekstrem saat pancaroba di beberapa wilayah Indonesia.

Informasi tersebut disampaikan melalui akun Instagram @infobmkg pada Jumat (3/11/2023).

BMKG menyebut bahwa cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama periode peralihan musim (pancaroba).

Hal ini lantaran arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa berubah secara tiba-tiba, dari panas ke hujan atau pun sebaliknya.

"Hai #SobatBMKG, tetap waspada cuaca ekstrem selama periode peralihan (pancaroba) ya. Selama pancaroba ini, cuaca bisa berubah secara tiba-tiba dari panas ke hujan ataupun sebaliknya. Yuk kenali apa itu masa pancaroba dan bagaimana mitigasinya!" tulis dalam unggahan.

Lantas, mana saja wilayah yang alami cuaca ekstrem dan bagaimana cara mitigasinya?

Baca juga: BMKG: Daftar Wilayah yang Hujan Lebat 3-5 November 2023, Mana Saja?


Potensi cuaca ekstrem 

Terdapat beberapa potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi pada musim pancaroba seperti saat ini.

Masih dari lama resminya, pancaroba adalah periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. 

Salah satu tanda datangnya musim pancaroba yakni ditandai dengan pertumbuhan awan Cumulonimbus (CB), dengan ciri sebagai berikut:

  • Muncul di saat pagi menjelang siang.
  • Berbentuk seperti bunga kol.
  • Memiliki warna yang keabu-abuan dengan tepian yang jelas.
  • Saat menjelang sore, awan CB menjadi gelap dan menyebabkan hujan, petir, dan angin.

Kemudian, biasanya hujan pada musim pancaroba terjadi pada siang atau sore dan bahkan sesekali terjadi pada malam hari.

Beberapa potensi cuaca ekstrem yang terjadi seperti:

  • Hujan lebat durasi singkat dan sporadis
  • Hujan lebat disertai petir dan angin kencang
  • Puting beliung
  • Hujan es.

Baca juga: Wilayah Ini Akan Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 4-5 November 2023

Wilayah berpotensi hujan lebat 4-5 November 2023

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, prakiraan cuaca berbasis dampak atau Impact-Based Forecast (IBF) akan terjadi beberapa waktu ke depan di beberapa wilayah Indonesia.

"Impact-Based Forecast (IBF) merupakan informasi prakiraan yang sudah memperhitungkan potensi dampak yang akan terjadi akibat dari cuaca," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (3/11/2023).

Guswanto menerangkan, ada sejumlah wilayah yang masuk dalam IBF kategori waspada, seperti:

  • 4 November 2023: Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Papua.
  • 5 November 2023: Aceh, Sumatra Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Papua.

Ia melanjutkan, dalam sistem IBF juga disajikan rekomendasi respons atau langkah mitigasi yang harus dilakukan oleh stakeholder, user, atau masyarakat terkait dampak dari dinamika cuaca tersebut.

Mitigasi musim pancaroba sejak dini

Berdasarkan imbauan BMKG, masyarakat dan stakeholder dapat melakukan beberapa mitigasi pancaroba sejak dini, meliputi:

Masyarakat:

  • Lakukan pengecekan dan pembersihan drainase antisipasi banjir.
  • Waspada longsor bagi yang tinggal di perbukitan, lereng, dan pegunungan.
  • Waspada jalan licin dan pandangan terbatas saat berkendara.
  • Berlindung di tempat aman jika terjadi hujan disertai petir.
  • Pemangkasan pohon-pohon besar.
  • Penguatan bagian atap rumah.
  • Akses informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini BMKG.

Stakeholder:

  • Merancang mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometereologis selama musim hujan.
  • Optimalisasi edukasi masyarakat tentang cara menghadapi riisko bencana saat musim hujan.
  • Edukasi masyarakat akan pentingnya memperhatikan peringatan diri.
  • Menjadikan informasi prakiraan musim hujan 2023/2024 sebagai acuan untuk menyusun rencana aksi dini (early action).

Baca juga: Ramai soal Fenomena Batas Hujan, Ini Penjelasan BMKG

Dampak peralihan musim pancaroba

Ilustrasi hujan es. Fenomena hujan es adalah peristiwa wajar. Di Indonesia sering terjadi di masa pergantian musim atau musim pancaroba.SHUTTERSTOCK/Shvoeva Elena Ilustrasi hujan es. Fenomena hujan es adalah peristiwa wajar. Di Indonesia sering terjadi di masa pergantian musim atau musim pancaroba.
Sementara itu, potensi cuaca ekstrem juga menyebabkan beberapa dampak yang meliputi:

  • Menimbulkan cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan es, dan kilat petir.
  • Cuaca ekstrem berdampak merusak di area sekitar.
  • Menyebabkan kebakaran akibat sambaran petir.
  • Menyebabkan bangunan rusak.
  • Pohon tumbang.
  • Tanah longsor.
  • Gagal panen.
  • Banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com