Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geser Carolina Reaper, Ini Cabai Terpedas di Dunia

Kompas.com - 18/10/2023, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Guinness World Records, sebuah badan yang dipercaya mencatat rekor di seluruh dunia baru saja menobatkan cabai terpedas di dunia, Senin (16/10/2023).

Mereka menobatkan cabai Pepper X sebagai cabai terpedas di dunia, menggeser cabai Carolina Reaper yang dalam satu dekade menjadi cabai paling pedas di dunia.

Tingkat kepedasan ditentukan dengan pengukuran menggunakan skala Scoville Heat Unit (SHU). Skala pengukuran ini dibuat oleh Wilbur Scoville pada 1912.

Skala tingkat kepedasan mengukur konsentrasi capsaicin, komponen utama yang memberi rasa pedas pada cabai.

Hasil tes laboratorium di Universitas Winthrop Carolina Selatan pada Agustus 2023 menunjukkan, tingkat kepedasan Pepper X mencapai 2,69 juta unit.

Angka itu mengalahkan cabai Carolina Reaper yang hanya memiliki tingkat kepedasan lebih dari 1,5 juta unit.

Sebagai perbandingan, rata-rata cabai jalapeño memiliki nilai antara 3.000 hingga 8.000 SHU, menurut Guinness.

Cabai terpedas di dunia

Sejak 2011, Guinness telah menobatkan cabai terpedas di dunia.

Dikutip dari Business Insider, berikut cabai terpedas di dunia dan skalanya:

  1. Pepper X: 2.693.000 SHU.
  2. Carolina Reaper: 1.569.300 SHU.
  3. Trinidad Scorpion Butch T: 1.463.700 SHU.
  4. Naga Viper: 1.382.118 SHU.
  5. Kalajengking Trinidad Moruga: 1.200.000 SHU.
  6. Infinity: 1.176.182 SHU.
  7. Lada Bhut Jolokia "Ghist": 1.001.304 SHU.

Baca juga: Benarkah Cabai Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan?

Mengenal cabai Pepper X

Cabai Pepper X ditanam langsung oleh Ed Currie, seorang pendiri Puckerbutt Pepper Company di South Carolina.

Dia juga merupakan pencipta Carolina Reaper, yang meraih rekor cabai terpedas pada 2013.

Dikutip dari laman Guinness, Ed membudidayakan Pepper X di perkebunannya selama lebih dari 10 tahun.

Dia menyilangkan tanama itu dengan beberapa lada terpedasnya untuk meningkatkan kandungan capsaicin.

Baca juga: Manfaat Makan Cabai untuk Panjang Umur Berdasarkan Penelitian

Menurut Currie, sensasi pedas dari cabai Pepper X itu dapat dirasakan selama lebih dari 3 jam. Hal itu bisa membuat kram yang mengerikan.

Meskipun begitu, Currie mengeklaim bahwa rasa sakitnya tidak sia-sia.

"Ketika kami mengembangbiakkan lada ini, hal pertama yang kami cari adalah sesuatu yang dapat meningkatkan tingkat kepedasan hingga mencapai tingkat maksimal dan hal kedua adalah rasa," kata Currie, dikutip dari The Guardian.

Masyarakat nantinya dapat menjajal sensasi pedas cabai Pepper X secara eksklusif dalam bentuk saus pedas yang dijual secara komersial.

Cabai Pepper X pertama kali diperkenalkan ke dunia oleh Currie melalui YouTube populer, "Hot Ones."

Currie juga berniat untuk melindungi cabai Pepper X dengan mendaftarkan ke dalam Hak Kekayaan Intelektual.

Baca juga: Mengapa Cabai Rasanya Pedas dan Bagaimana Cara Menghilangkannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com