Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Efek Samping Tahu, Turunkan Kolesterol tapi Bisa Perburuk Asam Urat

Kompas.com - 01/10/2023, 13:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahu adalah salah satu bahan pangan padat nutrisi yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.

Makanan dari sari fermentasi kacang kedelai ini kaya akan protein nabati dan semua asam amino esensial, nutrisi yang tak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh.

Dilansir dari Healthline, tahu menyediakan karbohidrat serta berbagai macam vitamin dan mineral penting.

Kalorinya yang rendah, sekitar 70 untuk setiap 100 gram, membuat tahu amat cocok sebagai menu makanan saat menurunkan berat badan.

Sebagai makanan berbahan kedelai, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tahu dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2.

Bukan hanya itu, kombinasi serat, protein, dan isoflavon pada tahu turut mendukung kesehatan jantung dengan menurunkan tekanan darah.

Bahkan, menurut ulasan pada 2019, protein kedelai dapat menurunkan kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) sebesar 3-4 persen sekaligus menurunkan kadar kolesterol total.

Lantas, adakah efek samping tahu?

Baca juga: Sering Ada di Mi Ayam dan Bakso, Ketahui 3 Efek Samping Caisim bagi Tubuh


Efek samping tahu

Konsumsi tahu membawa banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, makan tahu berlebihan justru dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Berikut efek samping tahu jika dimakan terlalu banyak:

1. Ganggu penyerapan nutrisi

Seperti kebanyakan bahan pangan nabati, tahu mengandung antinutrien atau antinutrisi, senyawa yang menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dari makanan.

Masih dari Healthline, tahu mengandung asam fitat, zat yang berpotensi mengurangi penyerapan beberapa mineral, seperti kalsium, seng, dan zat besi.

Bahan pangan ini juga memiliki trypsin inhibitors, penghambat enzim tripsin yang dibutuhkan tubuh untuk mencerna protein dengan baik.

Dua antinutrisi tersebut dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti sakit perut, serta mengurangi asupan mineral.

Namun, antinutrisi biasanya tidak berbahaya jika seseorang mengikuti pola makan seimbang dan bervariasi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com