Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Kita Makan Mi Instan

Kompas.com - 27/09/2023, 06:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mi instan menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia lantaran rasanya yang enak, mudah dibuat, dan murah.

Mi instan dikonsumsi oleh segala rentang umur, dari anak-anak, remaja, hingga dewasa dan orang tua.

Selain disajikan untuk sarapan, mi instan sering dijadikan teman setia para penderita insomnia ketika mereka kelaparan di tengah malam buta.

Mengingat konsumsinya yang masif, lantas, apa dampak mi instan pada tubuh?

Baca juga: Benarkah Tidak Boleh Makan Mi yang Disimpan di Kulkas? Ini Kata Ahli Gizi

Efek pada tubuh

Dikutip dari News18 (7/12/2017), ahli gastroeneterologi Rumah Sakit Massachusetts, Amerika Serikat (AS) Braden Kuo melakukan penelitian dengan menggunakan kamera pil pada subyek yang diminta mengonsumsi mi instan dan mi ramen segar buatan sendiri setiap dua hari sekali selama penelitian.

Kuo menemukan beberapa dampak pada tubuh saat kita makan mi instan. Berikut yang terjadi:

1. Perut bekerja ekstra

Dalam penelitian tersebut didapatkan, mi ramen buatan sendiri langsung dicerna dalam satu hingga dua jam, namun mi instan tidak pecah atau masih utuh dalam rentang waktu itu.

Mi instan tersebut tidak tercerna di perut bahkan beberapa jam setelah dikonsumsi.

Lebih mengejutkannya lagi, ditemukan fakta bahwa perut mencoba bergerak maju mundur untuk mencerna atau memecah mi instan itu. Dalam artian, perut bekerja lebih ekstra ketika harus mencerna mi instan,

Perkiraan Kuo, hal itu terjadi karena bahan pengawet yang terkandung dalam mi instan.

“Pada dua dan empat jam, ukuran mi instan jauh lebih besar dan masih berbentuk utuh dibanding mi ramen buatan sendiri,” jelas Braden Kuo.

2. Organ tubuh jadi lebih lemah 

Menurut FDA, bahan pengawet utama pada mi instan adalah Tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ) yang dapat menyebabkan penyakit, melemahkan organ tubuh jika dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu lama, serta meningkatkan risiko tumor dan kanker.

Diketahui, TBHQ tersebut ternyata juga digunakan dalam parfum.

3. Tubuh terpapar banyak bahan kimia

Selain TBHQ, Propylene glycol juga digunakan pada mi instan untuk menjaga teksturnya tetap terjaga meski dimasak dengan air panas.

Bahan tambahan ini juga digunakan dalam produk tembakau.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com