Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Sebut Serangan Jantung Kerap Terjadi Hari Senin, Ini Alasannya

Kompas.com - 25/09/2023, 14:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian menyebutkan, serangan jantung lebih kerap terjadi di hari Senin dibandingkan dengan hari lainnya dalam seminggu. Kondisi tersebut berhubungan dengan ritme sirkadian tubuh. 

Penelitian tersebut diterbitkan British Cardiovaskular Society Conference dengan para dokter di Belfast Health and Social Care Trust dan Royal College of Surgeons di Irlandia menganalisis data lebih dari 10.000 pasien di seluruh Irlandia.

Dilansir dari British Heart Foundation (BHF) (9/6/2023), pasien-pasien ini dirawat antara tahun 2013 dan 2018 karena jenis serangan jantung paling parah, yang dikenal sebagai infark miokard elevasi segmen ST (STEMI).

Serangan jantung jenis ini terjadi ketika arteri koroner utama, yang memasok darah ke jantung tersumbat sepenuhnya. Tanpa perawatan darurat, STEMI bisa berakibat fatal.

Para peneliti menemukan bahwa lonjakan angka serangan jantung STEMI terjadi pada awal minggu kerja, dengan angka tertinggi ditemukan pada hari Senin.

Baca juga: Profil Connie Nurlita, Pedangdut yang Meninggal Dunia Terkena Serangan Jantung


Alasan serangan jantung pada hari Senin

Ilustrasi jantung. Dok. iStockPhoto Ilustrasi jantung.

Penelitian menunjukkan bahwa serangan jantung lebih mungkin terjadi pada hari Senin karena ritme sirkadian tubuh, atau siklus tidur-bangun alami.

“Kami menemukan korelasi statistik yang kuat antara awal minggu kerja dan kejadian STEMI,” kata ahli jantung Dr. Jack Laffan, yang memimpin penelitian di Belfast Health and Social Care Trust.

Laffan menyebutkan, penyebab munculnya serangan jantung di hari Senin kemungkinan besar bersifat multifaktorial. Namun, berdasarkan apa yang diketahui dari penelitian sebelumnya, menurutnya hal itu berhubungan dengan adanya elemen sirkadian. 

Di sisi lain, setiap tahun di Inggris, lebih dari 30.000 orang dirawat di rumah sakit karena STEMI. Mereka memerlukan pemeriksaan dan pengobatan segera untuk meminimalkan kerusakan pada jantung.

Pengobatan tersebut biasanya melibatkan angioplasti darurat dan pemasangan stent, prosedur untuk membuka kembali arteri koroner yang tersumbat dan mengalirkan darah ke jantung kembali.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com