Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kasus Obesitas Berujung Kematian, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 20/07/2023, 18:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Publik baru-baru ini digegerkan dengan sejumlah kasus obesitas atau berat badan berlebih yang berujung pada kematian.

Salah satu yang cukup menyita perhatian yakni kasus Fajri (27), pria berbobot 300 kg asal Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten.

Awalnya, Fajri dibawa ke RSUD Kota Tangerang, Banten pada Rabu (7/6/2023) kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat pada Jumat (9/6/2023).

Saat di RSCM itulah, Fajri mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis (22/6/2023) setelah sekitar 13 hari dirawat, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: 6 Bahaya Obesitas bagi Kesehatan, Apa Saja?

Selain itu, ada kasus Cipto (45) seorang pria berbobot 200 kg asal Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten juga.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (19/7/2023), Cipto juga meninggal dunia setelah dirawat selama sekitar delapan hari di ruang ICU RSCM atau tepatnya pada Rabu (19/7/2023).

Sebelumnya, Cipto sempat dirawat di RSUD Kota Tangerang sejak Selasa (4/7/2023) dan dirujuk ke RSCM pada Selasa (11/7/2023).

Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Obesitas?


Baca juga: Cara Menghitung Berat Badan Ideal hingga Obesitas

Lantas mengapa obesitas bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia?

Penjelasan dokter

Dokter spesialis penyakit dalam RSUD Sawah Besar, Jakarta Pusat Andi Khomeini Takdir Haruni mengatakan, banyak faktor yang memengaruhi obesitas menjadi penyebab seseorang meninggal dunia.

“Karena pada obesitas mengalami kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung atau stroke, itu yang paling sering,” ucapnya kepada Kompas.com, Kamis (20/7/2023).

"Juga bisa adanya kegagalan fungsi organ," lanjutnya.

Ia menuturkan, penyakit kardiovaskular tersebut muncul dikarenakan orang dengan obesitas akan mengalami resistensi insulin.

Baca juga: Resesi Seks, Ini Alasan Mengapa Banyak Orang Jepang Memilih untuk Tidak Punya Anak

Resistensi insulin merupakan kondisi ketika tubuh tidak dapat merespons kerja insulin sebagaimana normalnya untuk mengolah gula darah.

Ia menuturkan, resistensi insulin tersebut kemudian disusul dengan faktor komorbid (penyakit penyerta lainnya).

“Misal gangguan metabolisme gula darah, gangguan profil lipid kolesterolnya, bisa juga disusul gangguan pada kadar asam uratnya, bisa juga tekanan darahnya yang meningkat (hipertensi), kemudian bisa juga disusul dengan pengentalan darah atau hiperkoagulasi,” tuturnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com