KOMPAS.com - Fotosintesis adalah proses yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dalam mengubah sinar matahari menjadi energi.
Mereka menangkap energi dari sinar matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi makanan (gula) dan oksigen.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, fotosintesis adalah proses di mana tumbuhan hijau dan organisme tertentu lainnya mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.
Selama fotosintesis pada tumbuhan hijau, energi cahaya ditangkap dan digunakan untuk mengubah air, karbon dioksida, dan mineral menjadi oksigen dan senyawa organik yang kaya energi.
Baca juga: Mengenal Tanaman Okra dan Khasiatnya bagi Kesehatan
Tanaman mengambil karbon dioksida dan air dari udara dan tanah. Di dalam sel tumbuhan, air kemudian teroksidasi sedangkan karbon dioksida tereduksi.
Proses ini kemudian mengubah air menjadi oksigen dan karbon dioksida menjadi glukosa. Tanaman kemudian melepaskan oksigen kembali ke udara, dan menyimpan energi di dalam molekul glukosa.
Ada dua jenis fotosintesis yakni oksigenik dan anoksigenik.
Proses fotosintesis oksigenik saat energi matahari diubah menjadi energi kimia, menopang kehidupan di bumi dan merupakan penghasil utama oksigen dan bahan organik di bumi.
Dilansir dari laman Live Science, selama fotosintesis oksigenik, energi cahaya mentransfer elektron dari air yang diambil oleh akar tanaman ke karbon dioksida untuk menghasilkan karbohidrat
Dalam transfer ini, karbon dioksida "direduksi", atau menerima elektron, dan air "teroksidasi", atau kehilangan elektron. Oksigen diproduksi bersama dengan karbohidrat.
Proses ini menciptakan keseimbangan di Bumi, di mana karbon dioksida yang dihasilkan oleh organisme yang bernapas saat mereka mengonsumsi oksigen dalam respirasi diubah kembali menjadi oksigen oleh tanaman, alga, dan bakteri.
Baca juga: Apakah Tumbuhan Bisa Merasakan Sakit seperti Manusia dan Hewan? Berikut Penjelasannya
Fotosintesis anoksigenik mengacu pada proses fotosintesis bakteri yang terjadi dalam kondisi anaerob, menggunakan molekul anorganik sebagai sumber elektron selain karbon dioksida.
Fotosintesis anoksigenik menggunakan donor elektron yang bukan air dan prosesnya tidak menghasilkan oksigen.
Ini terjadi pada bakteri belerang hijau dan nonsulfur, bakteri ungu fototrofik, heliobakteria, dan asidobakteri.
Baca juga: 7 Tanaman Tertua di Dunia, Ada yang Berusia 80.000 Tahun
Fototrof anoksigenik memiliki pigmen fotosintesis yang disebut bakterioklorofil, mirip dengan klorofil yang ditemukan pada eukariota.
Tidak seperti fototrof oksigenik, fotosintesis anoksigenik hanya berfungsi menggunakan salah satu dari dua kemungkinan jenis sistem foto.
Ini membatasi mereka pada aliran elektron siklik, karena itu mereka tidak dapat menghasilkan oksigen dari oksidasi karbon dioksida.
Baca juga: 6 Manfaat Daun Murbei yang Jarang Diketahui, Baik untuk Jantung, Otak, dan Kulit