KOMPAS.com - Kapal selam Titan menyedot perhatian dunia saat dilaporkan hilang di Samudra Atlantik di tengah tur wisata ke lokasi bangkai Titanic pada 18 Juni 2023.
Setelah berbagai upaya pecarian, kapal milik perusahaan OceanGate ini dipastikan meledak di dasar laut, tak jauh dari lokasi bangkai Titanic.
Ledakan tersebut menyebabkan lima penumpang kapal Titan tewas, termasuk CEO OceanGate Stockton Rush.
Puing-puing kapal selam itu kemudian berhasil ditemukan sekitar 4 kilometer dari haluan kapal Titanic pada 22 Juni 2023.
Lantas, bagaimana nasib perusahaan OceanGate kini?
Baca juga: Kelima Penumpang Kapal Selam Titan Resmi Dinyatakan Tewas, Ucapan Belasungkawa Mengalir Deras
Diberitakan The Sydney Morning Herald, OceanGate resmi menutup operasi penjelajahan bawah lautnya dua minggu setelah insiden yang menewaskan pemimpin perusahaan tersebut.
Dalam situs mereka, perusahaan Amerika ini mengumumkan bahwa mereka "telah menangguhkan semua operasi eksplorasi dan komersial".
Langkah ini diambil saat OceanGate menghadapi berbagai investigasi dan potensi tuntutan hukum atas tragedi tersebut.
Sebelumnya, OceanGate sempat kembali mengiklankan rencana penjelajahan mereka dalam program OceanGate Expeditions pada 2024.
Dilansir dari Wionews, perusahaan menjadwalkan dua ekspedisi, yaitu 12-20 Juni 2024 dan 21-29 Juni 2024.
Biaya setiap perjalanan ditetapkan sebesar 250.000 dollar AS per orang atau sekitar Rp 3,8 miliar.
Namun, seiring penangguhan perusahaan, ekspedisi tersebut kemungkinan batal.
Meski begitu, situs OceanGate masih menampilkan video promosi dan ekspedisi kapal selam Titan.
Seorang juru bicara perusahaan membenarkan keputusan tersebut, tapi tidak memberikan perincian lebih lanjut.
“Kami dapat mengonfirmasi bahwa OceanGate telah menangguhkan semua operasi eksplorasi dan komersial,” katanya.
Baca juga: Profil OceanGate, Perusahaan Penyelenggara Tur Kapal Selam Titanic yang Hilang di Samudra Atlantik