Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Perubahan Berkelanjutan Bahasa

Kompas.com - 20/06/2023, 15:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA dua jenis ilmuwan bahasa. Jenis pertama adalah yang konservatif dan puritan, maka menghendaki bahasa statis agar jangan sampai berkembang alias mengalami perubahan.

Jenis kedua adalah linguis yang liberal dan dinamis serta progresif, maka menghendaki bahasa terus berkembang demi secara berkelanjutan mengalami perubahan.

Sesuai kenyataan bahwa perubahan secara kodrati niscaya terjadi sebab yang tidak berubah hanya sang perubahan itu sendiri, maka pada kenyataan berdasar fakta historis-linguistis tidak ada bahasa yang tidak berubah.

Apabila ada bahasa yang tidak berubah berarti bahasa itu dianggap sudah mati. Semisal bahasa Latin.

Akibat lingkungan kehidupan de facto selalu berubah, maka bahasa juga selalu berubah sesuai perubahan lingkungan di mana bahasa itu berada. Maka saya lebih berpihak pada linguis jenis ke dua.

Sejarah membuktikan bahwa bahasa Indonesia memang terus berkembang maka terus berubah sehingga menjadi beda dari bahasa asal-muasalnya, yaitu Melayu yang kini digunakan sebagai bahasa nasional Malaysia.

Sementara di Singapura, Melayu menjadi satu di antara empat bahasa resmi di samping Mandarin, Tamil, dan Inggris.

Bahasa Indonesia secara berkelanjutan mengalami perubahan di mana ejaan "oe" menjadi "u", "tj" menjadi "c" dan kata plural mengubah angka 2 menjadi pengulangan kata.

Kosakata terus bertambah terutama pada bahasa gaul anak-anak mileneal semisal ngehit, overthinking, top markotob, jaman now, drakor.

Bahasa iklan juga mengubah bahasa dengan istilah-istilah baru, semisal Jakarta Lingko. Bahkan secara leksikal semantika juga berubah, semisal, pada kata canggih yang dari bawel berubah menjadi berpengalaman bahkan bergaya intelektual.

Mari kita melirik apa yang terjadi pada bahasa Inggris.

Di dalam bahasa Inggris belahan pertama abad XXI Doa Bapa Kami alias The Lord’s Player adalah sebagai berikut “Our Father, Who art in heaven, hallowed be Thy name ; Thy kingdom come ; Thy will be done on earth as it is in heaven. Give us this day our daily bread; and forgive us our trespasses as we forgive those who trespass against us; and lead us not into temptation, but deliver us from evil.”

Sementara doa yang sama dalam bahasa Inggris Kuno pada masa sekitar abad pertama kalender Masehi, nyaris sama sekali tidak ada kesamaan dengan Doa Bapa Kami dalam bahasa Inggris masa awal abad XXI.

Bagi yang tidak percaya silakan simak sendiri: “Fæder ure þu þe eart on heofonum; Si þin nama gehalgod to becume þin rice gewurþe ðin willa on eorðan swa swa on heofonum. urne gedæghwamlican hlaf syle us todæg and forgyf us ure gyltas swa swa we forgyfað urum gyltendum and ne gelæd þu us on costnunge ac alys us of yfele.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com