Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jangan Remehkan Turis Domestik

Kompas.com - 14/06/2023, 18:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SATU di antara sekian banyak kesadaran yang diperoleh dari pagebluk Corona adalah bahwa wisatawan domestik tidak kalah penting -- demi menghindari istilah lebih penting -- ketimbang wisatawan luar negeri.

Selama pintu gerbang Indonesia bagi para wisatawan dari luar negeri tertutup akibat kebijakan locked down, maka terbukti para perusahaan perhotelan, restoran, taman hiburan serta penerbangan mampu bertahan hudup dengan melayani para turis domestik berwisata ke destinasi wisata dalam negeri sendiri.

Memang omzet turisme menurun akibat kehilangan para turis asing yang dilarang masuk wilayah Indonesia.

Namun, pada masa pagebluk Corona justru terbukti bahwa para wisatawan dalam negeri memiliki peran dan potensi tersendiri cukup bermakna bagi industri pariwisata secara menyeluruh.

Bagus bahwa Kemenparekraf telah memaklumatkan para destinasi wisata unggulan Indonesia mulai dari Borobudur sampai dengan Morotai.

Namun, saya yakin bahwa sebenarnya masih amat terlalu banyak lagi destinasi wisata unggulan berada di persada Nusantara sebagai negeri terunggul dalam kemahatajiran keanekaragaman hayati dan kebudayaan tiada tanding di marcapada.

Bahwa sementara ini masih banyak destinasi wisata alam dan budaya Indonesia belum terkesan unggul adalah bukan akibat mereka tidak unggul, namun akibat belum diunggulkan seperti Tanah Lot atau Labuan Bajo.

Misalnya, danau di Indonesia sebenarnya bukan hanya Danau Toba. Berdasarkan data yang dirilis oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2020, Indonesia memiliki lebih dari 1.575 danau, terdiri dari 840 danau besar dan 735 danau kecil alias yang disebut sebagai situ.

Terjamin setiap danau dan situ di Indonesia masing-masing memiliki jati diri yang siap dinarasikan demi mendukung promosi untuk mendongkrak potensi industri pariwisata secara bukan alang kepalang.

Seyogianya masing-masing danau dan situ di-branding dengan narasi masing-masing demi meningkatkan daya pesona masing-masing agar para turis domestik dan internasional berhasrat datang ke danau dan situ yang dipromosikan.

Apalagi jika promosi didukung dan dilengkapi infrastruktur yang memadai, maka dapat diyakini potensi industri pariwisata Indonesia pasti meroket seperti yang selalu diharapkan Presiden Jokowi.

Pemerintah pusat Amerika Serikat sebagai negara dengan perbendaharaan keanegaragaman budaya yang juga berlimpah-ruah, sempat menugaskan setiap negara bagian untuk menginventarisasi lalu membuat narasi tentang para destinasi wisata di negara bagian masing-masing untuk kemudian didayagunakan sebagai promosi wisata masing-masing negara bagian.

Maka destinasi wisata jangan hanya ditetapkan secara nasional, tetapi juga secara regional oleh masing-masing kepala daerah.

Sebaiknya Mas Menteri Sandiaga Uno menugaskan setiap kepala daerah untuk mendata serta membuat narasi semenarik mungkin tentang para destinasi wisata alam, budaya maupun rekreasional di daerah masing-masing.

Jangan kita kalah dari Amerika Serikat, Jepang, China, Vietnam, dan Thailand dalam gigih mempromosikan destinasi wisata daerah masing-masing kepada masyarakat dalam negeri masing-masing.

Turis domestik sangat potensial mengonsumsi produk kuliner tradisional produksi UMKM setempat.

Secara aritmatika sederhana saja dapat dihitung apabila hanya 10 persen saja dari rakyat Indonesia mau berperan sebagai turis yang berkunjung ke destinasi dalam negeri, maka sudah diperoleh potensi sedahsyat 27 juta wisatawan domestik yang berarti lima kali lipat penduduk Singapura.

Pendek kata secara kuantitas maupun kualitas, jangan remehkan turis domestik. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com