KOMPAS.com - Sejumlah pemberitaan menghiasi laman Tren sepanjang Senin (12/6/2023).
Informasi seputar permintaan warga Baduy yang ingin sinyal internet di Baduy Dalam dimatikan ramai menjadi perhatian publik.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pun memberikan tanggapan terkait permintaan dari warga Baduy tersebut.
Selain perihal permintaan penghentian sinyal internet warga Baduy, informasi soal manfaat buah Naga bagi kesehatan, fitur baru WhatsApp hingga provinsi-provinsi yang gelar pemutihan pajak kendaraan pada Juni 2023 juga menarik perhatian pembaca.
Baca juga: Pendaftaran LPDP 2023 Tahap 2: Jadwal, Syarat, Benefit, dan Cara Daftarnya
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Ular Weling Masuk Rumah, Apa Saja?
Berikut berita populer Tren dari Senin (12/6/2023) hingga Selasa (13/6/2023) pagi:
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) buka suara terkait permintaan warga Baduy yang ingin sinyal internet di wilayah Baduy Dalam dimatikan.
Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan, pihaknya menghormati permintaan warga Baduy dan akan menindaklanjutinya.
"Prinsipnya kita hormati permintaan ketua adat Baduy untuk memutus jaringan internet yang masuk ke Baduy Dalam," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (10/6/2023) malam.
Kendati demikian, menurut Usman, Kemenkominfo masih menunggu surat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak yang belum mereka terima.
Informasi lebih jelasnya terkait permintaan penghentian sinyal internet di Baduy Dalam tersebut dapat disimak pada berita berikut:
Warga Baduy Minta Sinyal Internet Dimatikan, Ini Kata Kemenkominfo
Pengumuman bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies Baswedan memicu ketegangan di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Pasalnya, Partai Nasdem dan Partai Demokrat memiliki pandangan bertolak belakang terkait waktu pengumuman cawapres Anies.
Di satu sisi, Partai Demokrat mendesak agar Anies segera mengumumkan cawapres yang akan mendampinginya pada Pemilu 2024.
Bahkan, Partai Demokrat menilai, tak kunjung diumumkannya cawapres menjadi penyebab stagnasi elektabilitas Anies belakangan.