KOMPAS.com - Balita berusia 3 tahun di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), positif narkoba usai mengonsumsi air yang diberi oleh tetangganya.
Setelah minum air dengan kandungan sabu, balita tersebut bertingkah terlalu aktif dan tidak bisa tidur selama tiga hari.
Diberitakan Kompas.com, Minggu (11/6/2023), balita ini pun harus menerima perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda.
Berikut sejumlah fakta kasus anak 3 tahun positif narkoba di Samarinda:
Baca juga: Kronologi Balita 3 Tahun di Samarinda Dikira Kesurupan, Ternyata Positif Narkoba
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim Rina Zainun mengatakan, kejadian bermula saat korban bersama sang ibu berkunjung ke rumah tetangga untuk membantu mencabut uban, Selasa (6/6/2023).
Di sana, korban mengaku haus dan meminta minum pada ibunya. Tetangganya kemudian mengambilkan botol air mineral yang isinya tinggal setengah untuk diberikan kepada korban.
Selesai membantu mencari dan mencabut uban, balita berinisial N beserta ibunya lantas pulang ke rumah.
Malam hari, orangtua merasa heran lantaran N masih bangun hingga pukul 22.00 bahkan bertahan sampai pagi. Padahal, biasanya balita itu sudah terlelap pada pukul 19.00 Wita.
"Anak ini malah berbicara sendiri, ngoceh sendiri, munguti-mungutin sampah di ambal (karpet anyaman), merobekin tisu, tidak mau minum, tidak mau makan," kata Rina.
Akhirnya, pada Rabu (7/6/2023) pukul 04.58 Wita, sang ibu bertanya kepada tetangganya, air apa yang diberikan ke anaknya.
Tetangga menjawab bahwa itu air yang dibawa dari warung. Namun, komunikasi mereka terputus karena tidak ada jawaban lagi.
Ibu N kemudian curhat melalui akun Facebook terkait kondisi anaknya. TRC PPA Kaltim yang melihat unggahan tersebut pun menemui orangtua balita N.
Baca juga: Balita yang Kecanduan Ponsel Bisa Sebabkan Speech Delay, Benarkah?
Saat ditemui pada Rabu sore, ibu N mengatakan bahwa anaknya mengeluarkan banyak keringat, terutama di bagian kepala yang menimbulkan bau.
N juga terus-menerus mengoceh, tak mau tidur atau makan dan minum, serta lebih aktif daripada sebelum meminum air dari tetangganya.
"Si ibu malah mengatakan anak itu kemungkinan kesurupan," ujar Rina.