Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Apel di Logo Apple Tidak Utuh?

Kompas.com - 09/05/2023, 13:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apple kini menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia.

Tahun lalu, Apple memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar 3 triliun dollar AS atau sekitar Rp 4.200 triliun.

Produk-produk Apple pun kerap dijadikan sebagai standar untuk melihat status sosial seseorang.

Kini, Apple memiliki beberapa produk, seperti iPhone, MacBook, iPad, dan AirPods.

Seperti namanya, Apple memiliki logo yang khas, yakni apel dengan sedikit gigitan di samping.

Baca juga: Mengapa Logo Apple Terlihat ‘Kroak’? Ini Sekilas tentang Sejarahnya


Lantas, mengapa apel di logo Apple tidak sepenuhnya utuh?

Membedakannya dengan tomat dan ceri

Dikutip dari News18, logo Apple sebenarnya berbeda ketika diluncurkan pada 1976. Saat itu, logo tersebut menampilkan Isaac Newton yang duduk di bawah pohon apel.

Logo Apple yang setengah dimakan dirancang oleh Rob Janoff pada 1977.

Dalam sebuah wawancara, perancang menjelaskan bahwa alasan utama di balik logo tersebut adalah untuk menunjukkan skala.

Dengan logo tersebut, pengguna akan mengetahui secara pasti bahwa itu adalah apel, bukan tomat atau ceri.

Menurut Rob, alasan lain di balik desain itu adalah untuk mencerminkan bahwa logo tersebut sesuatu yang dapat dialami semua orang, mirip dengan menggigit apel.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Apple Inc Didirikan, Bagaimana Awal Mulanya?

Teori lain

ilustrasi produk rahasia AppleDongleBookPro ilustrasi produk rahasia Apple

Sebenarnya, beberapa teori lain telah muncul untuk menjelaskan Apple, salah satunya diilhami dari kisah dalam Alkitab.

Disebutkan bahwa Hawa menggigit buah terlarang dari pohon apel meskipun ada peringatan dari Tuhan.

Sementara teori lain menyebutkan bahwa logo itu diilhami dari kisah bunuh diri seorang ilmuwan Inggris dan pemecah kode Perang Dunia Kedua, Alan Turing.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com