Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Prahara Ranca Upas Jangan Terulang

Kompas.com - 16/04/2023, 18:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SECARA nasional terberitakan bahwa kawasan Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, rusak akibat acara motor trail yang diselenggarakan pada Minggu, 5 Maret 2023.

Kabar prahara tersebut bermula dari unggahan video di media sosial menampilkan seorang petani yang marah-marah karena sebagian lahan Edelweis Rawa di Ranca Upas rusak berat.

Kawasan Ranca Upas yang terletak pada ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut merupakan destinasi wisata alam yang menyuguhkan suasana sejuk dan pemandangan hijau menyegarkan sukma.

Keindahan panorama alam menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang berkunjung ke Ranca Upas yang juga merupakan kawasan pelestarian dan konservasi berbagai tumbuhan langka terutama Edelweiss Rawa.

Bagi para penggemar motor trail mungkin saja berita tersebut terkesan berlebihan sambil tendensius cenderung mendiskreditkan olahraga motor trail sebagai perusak alam.

Namun apa boleh buat de facto kerusakan alam akibat penyelenggaraan acara motor trail terbukti memang terjadi seperti yang dikeluhkan oleh petani yang kecewa berat akibat sebagian lahan Edelweiss Rawa di Ranca Upas hancur lebur.

Edelweiss Rawa merupakan tanaman langka bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh pelosok planet bumi ini.

Maka bukan hanya sewajarnya, namun sudah sewajibnya prahara kerusakan yang menimpa budi daya tanaman Edelweiss Rawa akibat apapun merupakan pertanda lampu kuning tentang suatu tragedi malapetaka peradaban yang harus dipedulikan agar jangan sampai terulang di masa mendatang.

Khusus bagi pemerintah adalah hukumnya wajib untuk sepenuhnya bertanggung jawab atas segenap pewujudan upaya preventif dan promotif demi melestarikan tanaman langka Edelweiss Rawa selaras dengan agenda Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati oleh para negara anggota PBB termasuk Indonesia sebagai pedoman pembangunan abad XXI tanpa menggusur rakyat kecil dan masyarakat adat serta merusak alam.

Maka langkah kebijakan pemerintah untuk sementara menutup Ranca Upas demi membenahi kerusakan yang terjadi sudah tepat dan benar.

Insya Allah, pelestarian tanaman Edelweiss Rawa di Ranca Upas pada masa mendatang, akan makin mantap karena sudah tidak akan ada lagi penyelenggaraan acara motor trail di sana.

Masih tersedia kawasan lain yang ideal dan kondusif untuk menyelenggarakan acara motor trail tanpa merusak alam dan memusnahkan tanaman langka di persada Nusantara ini selaras dengan agenda Pembangunan Berkelanjutan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

BrandzView
Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Tren
KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

Tren
Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa '1.000 Persen' dan Umrah Tiap Saat

Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa "1.000 Persen" dan Umrah Tiap Saat

Tren
Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Tren
Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Tren
Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Tren
SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

Tren
Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Tren
Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Tren
10 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum, Salah Satunya Diabetes Tipe 1

10 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum, Salah Satunya Diabetes Tipe 1

Tren
4 Alasan Minum Kopi Bisa Memperpanjang Umur Menurut Riset, Apa Saja?

4 Alasan Minum Kopi Bisa Memperpanjang Umur Menurut Riset, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com