Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oesin Bestari Sang Jagal Kambing, Orang Indonesia Pertama yang Dieksekusi Mati

Kompas.com - 16/04/2023, 14:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hukuman mati adalah pidana terberat untuk seorang terpidana, disusul hukuman penjara, kurungan, denda, dan tutupan.

Menurut Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), hukuman mati di Indonesia telah ada sejak masa penjajahan Belanda.

Tepatnya pada 1808, saat masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Henry Willem Daendels.

Hukuman mati kala itu dianggap sebagai strategi untuk membungkam perlawanan penduduk jajahan sekaligus mempertahankan Tanah Jawa dari serangan Inggris.

Lantas, siapa orang Indonesia pertama yang dieksekusi mati?

Baca juga: Sederet Orang yang Divonis Hukuman Mati di Indonesia


Oesin Bestari, orang Indonesia pertama yang dieksekusi mati

Setelah kemerdekaan, pada 1951, aturan hukuman mati tetap dipertahankan hingga masa Demokrasi Liberal.

Kala itu, hukuman mati bertujuan untuk menghalau masyarakat yang memberontak dan ingin memisahkan diri dari Indonesia.

Hukuman ini pun masih berlaku pada masa Demokrasi Terpimpin periode 1956-1966.

Presiden Soekarno pada saat itu mengeluarkan Undang-Undang (UU) Darurat tentang Pengusutan, Penuntutan, dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi.

Soekarno juga mengeluarkan Penetapan Presiden (Penpres) Nomor 5 Tahun 1959 dan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) Nomor 21 Tahun 1959 dengan ancaman hukuman maksimal, yakni hukuman mati.

Semua UU tersebut bertujuan untuk merespons kondisi ekonomi Indonesia yang mengalami penurunan drastis akibat inflasi dunia yang sangat tinggi.

Kendati demikian, penjatuhan hukuman mati pertama sejak Indonesia berdiri adalah perkara pembunuhan yang dilakukan Oesin Bestari.

Oesin Bestari adalah orang Indonesia pertama yang dieksekusi mati karena membunuh enam rekan bisnisnya secara keji.

Dikutip dari Kompas.com (7/4/2022), pedagang sekaligus jagal kambing ini melakukan pembunuhan pertama di rumahnya, di Desa Jagalan, Mojokerto, Jawa Timur.

Sementara lima korban lain, dibunuh di sebuah rumah yang Oesin sewa di Desa Seduri, pinggir jalan raya antara Mojokerto dan Surabaya, Jawa Timur.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com