Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi Desa-desa Terdampak Letusan Gunung Api Shiveluch Rusia, Penduduk: Tidak Ada Matahari

Kompas.com - 13/04/2023, 15:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung api Shiveluch di Rusia meletus pada Selasa (11/4/2023) tengah malam.

Letusan itu memuntahkan abu vulkanik yang menutupi desa-desa di Semenanjung Kamchatka timur.

Dilansir dari Guardian, Direktur Survei Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia cabang Kamchatka, Danila Chebrov mengatakan, muntahan awan abu vulkanik mencapai 108.000 kilometer (km) setelah 6 jam letusan terjadi.

"Abu mencapai ketinggian 20 km dan bergerak ke arah barat," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, mengatakan tiga desa dalam kondisi parah akibat timbunan abu vulkanik itu.

Ketiga desa tersebut yakni, Kliuchy, Kozyrevsk, dan Mayskoye.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Tambora di NTB Meletus, Dampaknya Terasa sampai Eropa

Kondisi desa yang terselimuti abu vulkanik

Menurut Daily Mail, sekelompok ahli vulkanologi merekam kondisi desa-desa di Semenanjung Kamchatka.

Dalam video itu, penduduk mengatakan bahwa tidak ada matahari di desa mereka.

"Matahari seharusnya bersinar tetapi tidak terlihat. Ini gelap gulita dan tidak dapat melihat apa pun," ucapnya.

Hujan abu juga mengakibatkan salju mencair dan sejumlah desa diselimuti lapisan abu hingga 8,5 cm, paling tebal selama 60 tahun.

Gubernur Kamchatka Vladimir Solodov mengatakan, tidak perlu evakuasi massal akibat bencana alam ini.

Akan tetapi, beberapa warga yang memiliki masalah kesehatan dievakuasi sementara.

Solodov juga memastikan mengirimkan pasokan air kemasan untuk persediaan pada korban.

Dia juga mengimbau agar warga tetap tinggal di dalam rumah dan menunggu perkiraan ahli vulkanologi tentang kapan hujan abu berhenti.

Kepala wilayah kota Ust-Kamchatsky, Oleg Bondarenko mengungkapkan, beberapa sekolah di semenanjung Kamchatka ditutup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com