Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Paus Sering Terdampar di Pinggir Pantai? Ini Alasannya!

Kompas.com - 06/04/2023, 21:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena ikan paus terdampar di pantai beberapa kali terjadi di Indonesia.

Pada Rabu (5/4/2023), paus sperma ditemukan terdampar di sisi barat Pantai Lepang, Desa Takmung, Banjarangkan, Klungkung, Bali.

Sebelumnya, dua ekor paus juga ditemukan terdampar di Pulau Timor.

Seekor paus lainnya ditemukan terdampar di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Lantas, mengapa paus sering terdampar di pinggir pantai?

Baca juga: Mengenal Paus Sperma yang Terdampar di Pantai Bali dan Fakta-faktanya!

Penjelasan peneliti

Peneliti Mamalia Laut di Pusat Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sekar Mira menjelaskan, terdapat sejumlah faktor mengapa ikan paus terdampar di pinggir pantai, baik karena faktor alami, tidak alami, hingga yang berkaitan dengan aktivitas manusia.

"Kalau yang misalnya alami ya karena predator, dikejar oleh predatornya lalu dia (ikan paus) mencoba untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih dangkal tapi malah terdampar," terangnya kepada Kompas.com, Kamis (6/4/2023).

Faktor alami lain penyebab ikan paus terdampar bisa dikarenakan penyakit hingga cedera yang dialami.

"Bisa juga karena faktor alami di luar dia, misalnya gempa di bawah laut atau gangguan magnet bumi ketika ada radiasi sinar matahari, seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu di New Zealand," terang Sekar.

Adapun faktor tidak alami penyebab ikan paus terdampar bisa disebabkan karena kebisingan laut hingga aktivitas manusia.

Baca juga: Kisah Kiska, Paus Orca Paling Kesepian di Dunia yang Mati di Penangkaran

Polusi laut dan perbahan iklim

Paus terdampar di pinggir pantai juga bisa disebabkan karena polusi laut dan perubahan iklim.

"Bisa saja kalau ada marine debris (sampah laut) yang tertelan sama dia (paus), di beberapa kasus, marine debris-nya memblok saluran pencernaannya sehingga saluran pencernaan tidak bisa sampai ke lambung dan ususnya cedera," terang dia.

Terkait perubahan iklim, menurut Sekar, bisa dipicu oleh terjadinya cuaca ekstrem, seperti badai hingga pasang surut air laut.

"Kadang-kadang mereka yang biasanya aman-aman saja main di situ ternyata pas (air laut) surut, surutnya keterlaluan karena ekstrem. Jadinya dia tidak bisa kembali ke habitatnya," ujarnya.

Eksplorasi pengeboran minyak di laut juga bisa menyebabkan paus terdampar karena desibel yang terlalu tinggi.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Spesies Baru Paus yang Terancam Punah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Tren
63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Tren
El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com