Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Ade Putri Paramadita, Tentang Nada, Raga, dan Rasa

Kompas.com - 02/03/2023, 18:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Setiap orang dapat memaknai nada, raga, dan rasa dari sudut pandang berbeda. Dalam musik, nada adalah penanda tinggi atau rendahnya sebuah bunyi. Nada menjadi sebuah bunyi beraturan yang dapat menghasilkan keindahan bunyi sehingga membentuk keharmonisan lagu.

Sementara raga dapat dimaknai sebagai bagian fisik yang dapat dikontraskan dengan jiwa, sifat, dan tingkah laku.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), raga atau tubuh dapat diartikan sebagai keseluruhan jasad manusia atau hewan yang terlihat dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Rasa adalah tanggapan raga terhadap rangsangan saraf, seperti manis, pahit, dan masam terhadap indra pengecap, atau panas, dingin, sakit, terhadap indra perasa.

Meski ketiganya memiliki makna berbeda, Ade Putri Paramadita memaknai itu semua sebagai hasil dari rasa penasaran yang muncul sejak awal perjalanannya. Perempuan itu juga menemukan arti yang lebih dalam dari makna yang terkandung dari tiga kata tersebut.

Simak kisahnya dalam siniar Beginu bersama Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com, bertajuk “Ade Putri Paramadita, Tentang Nada, Raga, dan Rasa” dengan tautan akses dik.si/BeginuAdeP2.

Nada Dalam Sudut Pandang Road Manager

Mengutip practical adult insight, road manager adalah orang yang memastikan semua kebutuhan band untuk tur dan konser, termasuk transportasi, akomodasi, peralatan, dan jadwal kegiatan, terpenuhi.

Baca juga: Rumah Madu Wilbi, Bisnis yang Bantu Lestarikan Madu Daerah

Begitu pun yang dirasakan Ade, ia sempat menjadi road manager untuk Superman Is Dead (SID) dan Seringai. Dalam perjalanannya, ia merekam berbagai cerita dan pengalaman.

“Gue suka sebagai road manager karena kita bisa bertemu dengan orang lapangan, melihat produksi sebuah konser, dan memastikan sound dan lighting bisa membangun suasana pertunjukan band. Itu gue suka banget,” kata Ade.

Pekerjaan road manager memang penuh risiko. Akan tetapi, itu justru bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya. Perempuan itu beranggapan bahwa sesuatu yang terlalu tenang terkadang membosankan. Ia menuturkan risiko dapat memacu raganya untuk terus tumbuh.

Nyaring nada yang terdengar dalam pekerjaan sebagai road manager menuntutnya untuk tumbuh dalam harmonisasi. Pahit dan manis profesi tersebut dapat dirasakan dan dimaknai sebagai pembelajaran.

Sepeda yang Membawa Raga pada Ketepatan

Salah satu kunci memiliki jiwa yang sehat adalah memiliki hubungan yang baik di masyarakat. Bersepeda tentu dapat menjadikan raga semakin bugar. Namun, manfaat lain yang didapatkan ketika bersepeda adalah semakin banyak bertemu dengan orang baru.

Mengutip dari BBC, berinteraksi dengan lingkungan akan memberikan dampak baik untuk kita. Berbicara dengan orang baru dapat mengajari banyak hal, memperdalam perspektif, dan menjadi orang yang lebih baik.

Interaksi dengan orang baru juga dapat membuat kita lebih bijaksana, memberi pemahaman, dan berempati. Kita dapat melihat berbagai pengalaman manusia yang tak terbatas. Pasalnya, melihat dunia dari sudut pandang orang lain tentu dapat memperluas cakrawala berpikir kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com