Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Taman Nasional Kerinci Seblat, Kawasan Pendaratan Darurat Helikopter Kapolda Jambi

Kompas.com - 20/02/2023, 07:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Helikopter rombongan Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono mendarat darurat di Hutan Kerinci, Jambi, pada Minggu (19/2/2023).

Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto menjelaskan, helikopter Polri jenis Super Bell 3001 itu terbang dalam rangka kunjungan kerja ke Polres Kerinci.

Seharusnya, menurut Mulia, Kapolda dan rombongan sudah mendarat di Bandara Depat Parbo pada pukul 10.45 WIB.

"Mendarat darurat di Bukit Muara Emat, Kabupaten Kerinci," ujar Mulia kepada Kompas.com, Minggu.

Baca juga: Mengenal Alerce Milenario, Makhluk Hidup Tertua di Bumi yang Masih Eksis

Selain Kapolda Jambi, turut pula Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudistira, Dirpolairud Polda Jambi Kombes Pol Michael Mumbunan, Koorspri Kompol Ayani, dan aide-de-camp (ADC).

Mulia mengatakan, semua penumpang dinyatakan selamat. Adapun kini, tim SAR dan TNI-Polri tengah menuju lokasi kejadian, yakni Muara Emat untuk melakukan evakuasi.

Muara Emat adalah sebuah desa di Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi. Dikutip dari laman Mapala Siginjai Unja, desa ini berbatasan langsung dengan Hutan Kerinci.

Hutan Kerinci sendiri merupakan salah satu kawasan dalam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Taman nasional ini menjadi taman terbesar di Sumatera dengan luas mencapai 1.389.509,867 hektar.

Baca juga: Hutan Amazon, Perisai Bumi yang Terancam Musnah

Lantas, seperti apa gambaran Taman Nasional Kerinci Seblat yang menjadi kawasan pendaratan darurat helikopter Kapolda Jambi?


 Baca juga: Terpanjang Kedua di Dunia, Berapa Panjang Sungai Amazon?

Taman Nasional Kerinci Seblat

Merujuk buku Taman Nasional Kerinci Seblat (2018) terbitan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian LHK, kawasan TNKS adalah gabungan dari 17 kelompok hutan lindung, cagar alam, serta marga satwa.

Kelompok hutan lindung, cagar alam, dan marga satwa tersebut, terdiri dari:

1. Provinsi Jambi

  • Cagar alam: Indrapura (sebagian), Danau Gunung Tujuh, dan Bukit Tapan.
  • Hutan lindung: Sangir Ulu, Batang Tebo, Batang Sangir, Batang Bungo, Batang Merangin Timur, dan Gunung Sumbing Masurai.
  • Marga satwa: Batang Merangin Barat dan Manjunto Hulu.

2. Provinsi Sumatera Barat

  • Hutan Lindung: Bayang, Batanghari, Kambang, Sangir, dan Jujuhan
  • Cagar alam: Indrapura (sebagian).

3. Provinsi Bengkulu

  • Marga satwa: Bukit Kayu Embun dan Bukit Gedang Seblat
  • Hutan lindung: Bukit Reges dan Hulu Sulap

Baca juga: Soal Karhutla, 328.724 Hektare Hutan dan Lahan di Kalimantan dan Sumatera yang Terbakar

4. Provinsi Sumatera Selatan

  • Marga satwa: Rawas Hulu Lakitan.

Bukan hanya itu, kawasan TNKS juga berasal dari hutan produksi yang dialihfungsikan menjadi hutan konservasi.

Sebagai kawasan hutan, TNKS memiliki topografi berupa lembah curam yang membelah Pegunungan Bukit Barisan menjadi dua bagian sejajar.

Menjadi rangkaian bukit dan gunung, kelerangan kawasan ini sangat curam, lebih dari 60 persen pada sebagian kawasan dengan ketinggian antara 200 hingga 3.805 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com