Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Tholabi Kharlie
Dosen

Guru Besar pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Arsitektur Kesehatan Global dan Tantangan Basis Data

Kompas.com - 04/11/2022, 10:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAAT ini Indonesia didapuk menjadi tuan rumah perhelatan akbar Forum Presidensi G20 dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali pada 15-16 November 2022.

G20 merupakan forum kerja sama multilateral strategis yang beranggotakan 19 negara utama dan 1 kawasan (Uni Eropa). Forum ini diyakini memiliki kapasitas dalam pengentasan pelbagai persoalan dunia karena merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi Bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB (Produk Domestik Bruto) dunia.

Sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia memiliki peran strategis, khususnya dalam mendorong kesadaran masyarakat dunia untuk bangkit dari keterpurukan pasca pandemi Covid-19. Tema yang diusung, “Recover Together, Recover Stronger", sangat relevan dengan situasi saat ini.

Baca juga: Hadiri Pertemuan Bahas Pandemi, Jokowi Dorong Kerja Sama Penguatan Arsitektur Kesehatan Dunia

Ada nuansa optimistik sekaligus ajakan kepada negara-negara di dunia untuk bergandengan tangan dan bahu-membahu untuk pulih bersama.

Salah satu sektor strategis yang dibahas dalam Forum Presidensi G20 adalah penguatan asritektur kesehatan global (global health architecture). Sektor ini dilatari oleh situasi di mana hampir semua negara dunia gagap dalam merespons pandemi Covid-19. Situasi ini juga menggambarkan potret di mana arsitektur kesehatan global melambat.

Pada konteks itulah, isu restructuring the global health architecture menjadi agenda utama yang dibahas di sektor kesehatan dalam upaya mendorong penguatan ketahanan kesehatan dunia.

Ikhtiar melakukan penguatan arsitektur kesehatan global merupakan langkah strategis bagi negara-negara dunia agar memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih memadai dalam menghadapi kemungkinan krisis kesehatan yang terjadi di kemudian hari.

Boleh jadi dunia akan menghadapi pandemi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Maka, sistem kesehatan yang saling terkait dan mendukung antar negara menjadi kebutuhan mendesak.

Sedikitnya ada tiga strategi kebijakan yang perlu didorong Forum Presidensi G20 dalam upaya memperkuat arsitektur kesehatan global. Pertama, menyusun dan membangun mekanisme global health fund.

Kedua, membuka akses penanggulangan darurat kesehatan. Ketiga, penguatan mekanisme berbagi data yang terpercaya dengan pembentukan platform genome sequence data secara global.

Gagasan mengenai formalisasi platform global tentu layak disambut dan diapresiasi mengingat pentingnya ruang akses data dan informasi yang setara bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya sebagai instrumen kerja-kerja kemanusiaan.

Baca juga: KTT G20 Dikhawatirkan Tak Akan Hasilkan Komunike Bersama

Gagasan itu tampaknya dilatari pengalaman pandemi Covid-19, di mana saat virus mulai menyebar di Wuhan, China, dalam beberapa pekan, data sekuens genom kendati telah dapat diunggah, namun hanya dapat diakses para peneliti Amerika Serikat, Moderna, dan peneliti Jerman dari BioNTech.

Padahal, data tersebut sangat dibutuhkan semua negara dalam upaya mencegah dan mengendalikan Covid-19.

Ilustrasi data scienceDok. Shutterstock By metamorworks Ilustrasi data science
Berkaca pada pengalaman kita

Masalah data kerap menjadi perdebatan klasik. Jika dirunut, akar persoalannya juga masih sama, yakni soal ego sektoral yang pada akhirnya berdampak pada beragamnya varian data yang dirilis masing-masing lembaga pemerintahan.

Kondisi tersebut memicu aneka persoalan, seperti yang tampak saat pandemi Covid-19. Diskrepansi data pernah terjadi terkait angka kematian yang dirilis oleh sistem Bersatu Lawan Covid dengan data surveillance dari Public Health Emergency Operating Centre Kementerian Kesehatan dan laboratorium jejaring Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com