Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Link Twibbon Hari Batik Nasional 2022 dan Serba-serbi Motif Batik

Kompas.com - 02/10/2022, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Pemilihan hari ini berkenaan dengan pengakuan batik sebagai warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia.

Diberitakan Kompas.com (2/10/2021), Menko Kesejahteraan Rakyat mengajukan batik sebagai intangible cultural heritage (ICH) pada 4 Oktober 2008.

Pengajuan itu ditujukan kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di Jakarta.

Hingga pada 2 Oktober 2009, melalui sidang keempat Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda, batik resmi ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan Karya Agung Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO.

Menjadi warisan budaya tak benda dari Indonesia, batik terdiri dari beragam motif yang mengandung makna dan filosofi tersendiri.

Dilansir dari Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian, motif batik merupakan corak atau pola yang menjadi kerangka gambar pada batik.

Motif batik bisa berbentuk hewan, manusia, geometris, maupun motif lain. Batik Indonesia memiliki beberapa motif yang berhubungan dengan budaya masing-masing wilayah.

Baca juga: Alasan Adanya Peringatan Hari Batik Nasional dan Sejarahnya...

Berikut beberapa motif batik beserta filosofinya:

1. Alas-alasan

Alas-alasan berasal dari kata alas yang dalam bahasa Jawa berarti hutan. Layaknya hutan, motif ini terdiri dari berbagai macam binatang.

Penggunaan motif ini diharapkan mampu mengajak orang lain untuk membaca ulang dan selalu mawas diri, arif, dan bijaksana dalam menjalani kehidupan di dunia.

2. Lung-lungan

Motif lung-lungan terdiri dari ornamen-ornamen tumbuhan yang saling terkait atau mengait.

Motif ini memiliki makna tulung-tulungan atau tolong-menolong. Selain itu, lung-lungan juga menyiratkan harapan agar pemakai memiliki kehidupan sosial yang baik.

3. Emprit

Burung emprit atau pipit merupakan burung yang tidak pernah lepas dari kelompoknya.

Burung ini berbadan kecil, tetapi mampu bertahan menghadapi dunia yang luas lantaran kerap hidup berkelompok.

Motif batik emprit menyampaikan pesan bahwa manusia sebagai makhluk sosial harus belajar dari alam sekitar, yakni hidup berdampingan dan menjaga hubungan baik dengan sesama.

Baca juga: Alasan Mengapa Kondangan Identik dengan Busana Batik

Perajin menyelesaikan proses pembuatan motif batik di Rumah Batik Palbatu, Jakarta Selatan, Kamis (1/10/2020). Adanya pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat warga untuk tetap mempromosikan dan melestarikan batik, khususnya menyambut Hari Batik Nasional yang diperingati 2 Oktober tiap tahunnya.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Perajin menyelesaikan proses pembuatan motif batik di Rumah Batik Palbatu, Jakarta Selatan, Kamis (1/10/2020). Adanya pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat warga untuk tetap mempromosikan dan melestarikan batik, khususnya menyambut Hari Batik Nasional yang diperingati 2 Oktober tiap tahunnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com